Pada hari Sabtu, 24 November seniman Margaret Yap meluncurkan buku puisi berilustrasi lewat pameran tunggal bertajuk “TITIK” di Jakarta Vintage. Pameran ini dibuka untuk umum dan akan berlangsung hingga 5 Desember 2018.

Margaret Yap adalah seniman Indonesia dengan ciri khas karya motif abstrak yang detail dan penuh warna. Motif-motif ini muncul dalam setiap karya yang dihasilkan Margaret, baik itu berupa medium tulisan, lukisan hingga keramik. Mengenai banyaknya medium yang ia tekuni, Margaret mengatakan, “Eksplorasi medium yang saya gunakan memang banyak sekali karena saya sendiri tidak pernah membatasi diri dalam berkarya. Tetapi dalam setiap karya dan medium yang saya gunakan ada satu pola yang sama, yaitu motifmotif acak yang meditatif.”

Unsur meditasi yang terdapat dalam pola-pola karya seni dalam pameran ini menjadi semacam tema yang menyatukan TITIK. “Titik adalah simbol untuk berhenti sebelum memulai lagi, titik juga bisa menjadi fokus konsentrasi. Banyaknya ragam karya di sini ibarat titik-titik kecil untuk berhenti dan refleksi,” ujar Nin Djani selaku kurator dari pameran. Ia menambahkan variasi medium ini juga bermaksud untuk meleburkan batas Margaret sebagai seorang seniman. “Sebelumnya Margaret mungkin lebih dikenal sebagai pelukis atau pengajar keramik, tapi lewat pameran tunggal pertamanya ini, saya rasa tidak ada salahnya untuk memperlihatkan kemampuan dan minat artistik yang ia miliki.”

Bertempat di Jakarta Vintage, TITIK diharapkan bisa menarik lebih banyak publik dengan membawa pameran seni ke luar dari galeri. Inisiatif ini didukung oleh Luthfi Hasan selaku pemilik dari Jakarta Vintage dan salah satu penggerak Yayasan Bina Kreatif Indonesia. “Industri kreatif dan seni sedang sangat berkembang dengan munculnya pegiat-pegiat muda dan talenta-talenta baru, ini perlu didukung supaya ekosistem kita bisa semakin kondusif untuk maju,” pungkas Luthfi.


MTRPHN

Tergerak dengan hal-hal baru ataupun lama sembari mencoba untuk cari tau dan menyimpan hal-hal yang bisa saja terlupakan adalah apa yang memotifasi dirinya untuk menerjang tembok keterbatasan.

Artikel-artikel terkait