Setelah mengeluarkan single “Tumaritis” di awal tahun 2016, akhirnya band dari Jakarta Max Havelaar mengeluarkan album penuh perdananya di bulan februari 2016. Album self tittle yang berisikan 9 lagu dan berdurasi 51 menit ini dilepas dalam format fisik dan digital oleh Demajors. Max Havelaar mengajak 9 illustrator Indonesia (Ale Husein, Monica Hapsari, Spencer Jeremiah, Rere, Ayu Dilamar, Lala Bohang, Dmaz Brodjonegoro, Indro Moektiono dan Dedi) untuk berkolaborasi membuat 9 sampul album, satu artwork untuk mewakili masing-masing lagu.

Berbicara tentang warna musik, sangat susah untuk menjawab pertanyaan specific genre apakah yang tepat untuk album ini. Max Havelaar tampak tidak membatasi atau melabeli mereka terhadap warna tertentu. Distorsi bisa menghentak di lagu Tumaritis dan Suara Kita Tuhan, tapi nuansa megah orchestra berdiri tegap di Manusia Pemberani, trip hop di lagu mimpi, pun juga terdengar pop di Jas Merah, Batas Langit Kita yang punya ataupun Tersisih Tak Risih.

Ciri khas dari departemen lirik di Max Havelaar adalah Lirik dengan tema besar, tidak dibatasi oleh apapun (termasuk aransemen lagu) dan banyak bermain dengan metafora nan lugas. Tema politik lugas menancap di “Suara Kita Suara Tuhan”, keresahan hidup berdampingan di “Tumaritis”, transformasi ke manusia yang lebih baik di”Manusia Pemberani”, konsep it takes two to tango di “Rumah”, censorship membabi buta terhadap seni dan budaya di “Batas Langit Kita yang Punya”, petuah untuk tidak melupakan sejarah di “Jas Merah”, penghormatan kepada pahlawan yang tersingkirkan di “Tersisih Tak Risih”, fase menghapus tragedi di “Tetap berdiri Tegak” dan menggantungkan sederetan harapan di “mimpi”.

Salam salut dan hormat untuk beberapa orang yang membantu Max Havelaar di album ini, dimulai dari Hendra (drummer terdahulu), juga Akbar dari Rumah Kaca yang mengisi 3 lagu, Ria dari Are You Alone yang mengisi suara mistis langgam di tumaritis, juga Dika dari Pandai Besi yang mengisi terompet di “Suara Kita Suara Tuhan”. Juga tak lupa Ario dari The Adams yang lancar mengatasi banyak permintaan dari tiap personil di Mixing dan Indra Q yang memberi polesan terakhir nan magical di mastering.


MTRPHN

Tergerak dengan hal-hal baru ataupun lama sembari mencoba untuk cari tau dan menyimpan hal-hal yang bisa saja terlupakan adalah apa yang memotifasi dirinya untuk menerjang tembok keterbatasan.

Artikel-artikel terkait