
Aplikasi Photoshop dari Adobe menjadi trademark untuk aplikasi edit gambar. Popularitas aplikasi edit foto yang satu ini memang sangat tinggi. Pertama kali diluncurkan pada tanggal 19 Februari 1990, Adobe Photoshop kini digunakan lebih dari 26 tahun oleh para pengguna komputer.
Di tahun 2016 lalu, Adobe pun berusaha untuk membawa teknologi pengeditan yang dimilikinya ke arah yang lebih canggih. Bukan lagi sebuah foto, kini mereka berniat agar pengguna komputer bisa pula melakukan pengeditan pada file suara. Untuk bisa melakukan hal tersebut, pihak Adobe kini telah meluncurkan sebuah proyek aplikasi yang mereka namai VoCo.
Keberadaan VoCo tersebut diungkapkan oleh Adobe pada ajang Adobe MAX 2016. Pada momen tersebut, Adobe pun memperlihatkan kemampuan VoCo dalam mengedit sebuah file audio. Zeyu Jin yang menjadi pembawa presentasi VoCo secara langsung memperlihatkan kemampuan yang dimiliki VoCo. Dalam presentasinya, proses pengeditan file audio bisa dilakukan dengan cara yang mudah.
VoCo hanya membutuhkan sebuah file yang kemudian bisa dijadikan basis data pada saat melakukan pengeditan audio. File audio tersebut, harus memiliki durasi minimal 20 menit. Kalau syarat ini sudah terpenuhi, maka berbagai pengeditan bisa dilakukan melalui VoCo. Bahkan, Anda juga bisa menambahkan kata-kata yang tidak pernah digunakan pada file itu sekalipun.
Kemampuan tersebut ditunjang dengan cara kerja VoCo yang bisa mengubah file audio menjadi sebuah file teks. Dari situ, pengguna komputer dapat melakukan pengeditan file audio berbasis teks dan mengubahnya menjadi sebuah file audio dengan kata-kata berbeda namun memiliki suara yang sama.
Dalam presentasi yang dilakukan oleh Zeyu Jin, dia hanya menunjukkan sekilas kemampuan dari VoCo. Dia melakukan pengeditan file audio dari yang awal berbunyi “and I kissed my dogs and my wife” menjadi “and i kissed Jordan three times”. Proses pengeditan dilakukan dalam waktu singkat, hanya hitungan detik.
Menilik ke belakang, teknologi seperti ini cukup mirip dengan aplikasi Vocaloid yang diluncurkan oleh YAMAHA pada tanggal 15 Januari 2004. Aplikasi ini memungkinkan seseorang untuk membuat sebuah lagu dengan menggunakan sampling dari suara penyanyi lain. Saat ini, sudah banyak lagu yang diciptakan dengan menggunakan teknologi ini. Bukan hanya lagu berbahasa Jepang, tapi juga berbahasa Tionghoa, Spanyol, Inggris, dan lain-lain.
Menuai Kontroversi
Keberadaan aplikasi edit suara VoCo ini memang menarik. Namun, di waktu yang bersamaan aplikasi Adobe VoCo ini juga menimbulkan kekhawatiran. Terlebih, kalau teknologi ini digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, hal ini juga memberikan kekhawatiran lebih kalau terjadi abuse power oleh pemerintah dalam menggunakan teknologi ini.
Dr Eddy Borges Rey pengajar mata kuliah bidang media dan teknologi dari University of Sterling adalah salah satunya. Dia mengkhawatirkan adanya penyalahgunaan dari aplikasi Adobe VoCo. Dengan adanya kemungkinan manipulasi data suara digital, akan memunculkan masalah tersendiri. Terutama, berkaitan dengan penggunaan data digital oleh jurnalis, pengacara, ataupun profesi lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Zeyu Jin memiliki jawabannya tersendiri. Dia mengatakan, teknologi ini bakal dilengkapi dengan kemampuan mendeteksi seperti watermark yang biasa digunakan pada gambar. Meski, dia tidak menjelaskan secara rinci bagaimana teknologi pendeteksian yang bisa memberikan jaminan keamanan kepada pemilik suara itu bisa digunakan.
Lalu, kapan teknologi ini akan secara resmi dirilis kepada publik? Terkait hal yang satu ini, masyarakat umum nampaknya sedikit bisa bernapas lega. Juru bicara dari Adobe kepada BBC mengatakan, peluncuran VoCo untuk konsumen umum masih belum bisa dipastikan. Tanggal pasti peluncurannya pun belum ditentukan. Bahkan, bisa jadi kalau VoCo akhirnya terkubur dan tidak pernah diluncurkan kepada publik.
Sumber dan foto terkait : akibanation.com, bbc.com, radioiloveit.com , Adobe Creative Cloud