
Teknologi membuat segalanya jadi lebih mudah. Keberadaannya juga memunculkan hal-hal baru yang tak pernah dijumpai sebelumnya. Contoh paling anyar adalah fenomena cryptocurrency atau mata uang digital. Terkait penggunaan mata uang digital ini, Bitcoin menjadi jenis cryptocurrency yang paling dikenal luas. Bahkan banyak yang menganggap Bitcoin sebagai emas digital karena nilai tukarnya yang fantastis. Bayangkan saja, per 19 Februari 2018, 1 Bitcoin nilainya setara Rp147 juta.
Blockchain Sebagai Teknologi yang Memarakkan Pemakaian Digital Currency
Sebelum membahas lebih jauh tentang keuntungan dari pemakaian cryptocurrency, kamu terlebih dulu harus mengenal sebuah teknologi bernama Blockchain. Teknologi ini merupakan basis yang digunakan sebagai penyebaran mata uang digital. Secara sederhana, Blockchain merupakan sistem digital yang memanfaatkan sekelompok kompoter untuk pencatatan transaksi online. Semakin banyak komputer yang tergabung dalam blok tersebut, sistem yang dibangun akan lebih tepercaya.
Keberadaan Blockchain yang diumumkan pertama kali pada tahun 2009 ini bertolak belakang dengan sistem transaksi yang digunakan oleh bank. Transaksi yang terjadi di bank hanya diketahui oleh pihak bank terkait. Keberadaan teknologi ini memungkinkan seseorang untuk melakukan transaksi secara langsung tanpa harus melewati perbankan.
Dalam praktiknya, kepemilikan mata uang digital yang terekam dalam transaksi Blockchain ditentukan dengan pencatatan yang ada pada nodes (komputer yang digunakan untuk pencatatan). Pada akhirnya, sistem ini memanfaatkan konsensus yang memastikan bahwa semua nodes memiliki pencatatan yang sama.
Kalau dipakai sebagai analogi, Blockchain ini ibaratnya adalah sistem operasi Android yang sama-sama merupakan teknologi opensource. Pengembangannya melibatkan berbagai pihak yang bisa saja tidak saling mengenal. Sementara itu, transaksi di bank adalah iOS yang merupakan sistem tertutup dan dimiliki oleh lembaga tertentu.
Jenis-Jenis Mata Uang Digital yang Populer
Bitcoin memang menjadi mata uang digital yang paling populer dan kemunculannya bersamaan dengan keberadaan teknologi Blockchain. Setelah Bitcoin, ada berbagai cryptocurrency yang terus bermunculan, di antaranya adalah:
Litecoin (LTC)
Kalau Bitcoin disebut sebagai emas digital, maka LTC adalah perak digital, dengan durasi mining yang lebih singkat dibandingkan Bitcoin. Mata uang digital ini dibuat oleh seorang lulusan MIT bernama Charlie Lee yang juga merupakan mantan pegawai Google.
Ethereum (ETH)
Ethereum jadi cryptocurrency berikutnya yang muncul di tahun 2015 diinisiasi oleh programmer bernama Vitalik Buterin. Keberadaannya pun memperoleh sambutan cukup baik dari publik, telah diterima lebih dari 150 toko di berbagai negara.
Zcash (ZEC)
Zcash memiliki sistem blockchain yang agak berbeda dibandingkan Bitcoin, karena pemilikhan node yang lebih selektif. Oleh karena itu, mereka menjanjikan tingkat keamanan yang lebih baik.
Ripple (XRP)
XRP menjadi mata uang digital terpopuler ketiga di dunia dan penggunaannya juga sudah sangat luas. Beberapa perusahaan serta lembaga perbankan tercatat menerima pembayaran dengan XRP, di antaranya adalah UBS, Santander, serta UniCredit.
Bijak Menggunakan Mata Uang Digital
Dengan latar belakang seperti itu, pemakaian mata uang digital memang memunculkan berbagai keuntungan. Salah satunya adalah kemudahan dalam melakukan transaksi. Kamu bisa berbelanja secara langsung menggunakan mata uang digital lewat smartphone atau komputer.
Hanya saja, pemakaian mata uang seperti ini terkendala masalah regulasi. Di Indonesia, Pemerintah telah secara tegas melarang pemakaian Bitcoin untuk aktivitas transaksi jual beli. Alasannya, karena Bitcoin dikeluarkan oleh pihak dengan identitas tak jelas dan fluktuasi nilainya yang sangat tinggi.
Cryptocurrency. Masa Depan Penggunaan Mata Uang Digital, Menguntungkan atau Bakal Suram?
Dengan 2 alasan tersebut, Bitcoin serta berbagai mata uang digital lainnya kurang begitu cocok kalau disebut sebagai ‘mata uang’. Hari ini, kamu bisa saja memegang 2 Bitcoin dengan nilai mencapai hampir Rp300 juta. Namun, selang seminggu kemudian, tak menutup kemungkinan kalau nilai tukarnya bakal jatuh secara drastis.
CEO JP Morgan, Jamie Dimon mengungkapkan kalau mata uang digital tak bisa sepenuhnya diandalkan. Dia menganggap kalau mata uang digital seperti Bitcoin bukan merupakan sesuatu yang nyata. Jamie mengatakan kalau suatu saat nilainya pasti bakal mati dan jadi mata uang yang tak berguna.
Sumber foto fitur : Jason Benjamin