Kebudayaan Atlantis yang hilang menjadi sebuah misteri yang ingin dipecahkan oleh para peneliti. ‘Piramida’ Bosnia sempat disebut penulis bernama Semir Osmanagic sebagai bagian dari Atlantis. Dia menyebutkan, sebuah bukit yang berbentuk piramida adalah bagian dari kebudayaan yang hilang. Hanya saja, para peneliti kemudian menyebut kalau klaim Osmanagic itu hoax. Alasannya, tidak ada campur tangan pembangunan manusia pada bukit tersebut.

Di Indonesia, ada pula peninggalan sejarah yang juga disebut-sebut sebagai peninggalan budaya Atlantis. Tempat tersebut tidak lain adalah Gunung Padang yang terletak di wilayah perbatasan antara Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Seperti halnya ‘piramida’ Bosnia, Gunung Padang juga merupakan sebuah bukit yang berbentuk piramida dengan luas mencapai 900 meter persegi. Hanya saja, Gunung Padang dibangun dengan adanya campur tangan manusia.

Seorang ahli geologi Dr. Danny Hilman Natawidjaja menjadi peneliti menyebut piramida yang sebagai punden berundak terbesar di Asia Tenggara itu. Dia melakukan penelitian pada situs ini di tahun 2011. Menariknya, kompleks punden berundak Gunung Padang diperkirakan telah berusia antara 9 ribu hingga 20 ribu tahun. Tidak heran kalau banyak yang berspekulasi, Gunung Padang merupakan bagian dari Atlantis yang hilang.

Sejatinya, keberadaan Situs Gunung Padang sudah diketahui sejak lama. Pada tahun 1914, Sejarawan dari Belanda bernama N.J. Krom menuliskan keberadaan tempat ini dalam Rapporten van de Oudheidkundige, buletin yang dikeluarkan oleh Dinas Kepurbakalaan Belanda. Pada 1979, masyarakat setempat pun melihat adanya keanehan dengan adanya batu-batu besar yang tersusun secara rapi di area tersebut.

Dr. Hilman pun percaya, kalau ada peninggalan prasejarah dari zaman Megalitikum yang tersimpan di bawah situs Gunung Padang. Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pun menyebutkan kalau penggalian Situs Gunung Padang menjadi penemuan yang penting bagi umat manusia. Apalagi, menurut Dr. Hilman, keberadaan situs Gunung Padang membuktikan kalau zaman prasejarah bukanlah zaman primitif.

Dia mengatakan kalau Situs Gunung Padang memperlihatkan bagaimana kecanggihan orang-orang zaman dahulu dalam membangun sebuah bangunan. Dia berpendapat, Situs Gunung Padang ini dibangun secara kontinyu oleh beberapa generasi. Pembangunannya pun membutuhkan waktu ratusan tahun. Dia juga menyebutkan kalau ada dinding tersembunyi yang terletak di bawah bukit, memperlihatkan kompleksitas situs ini.

Anggapan Dr. Hilman yang menyebutkan pembangunan situs berlangsung selama ratusan tahun itu didukung dengan bukti geologis. Terlihat dari usia batu yang berbeda pada masing-masing ketinggian. Batu yang terletak antara 3-4 meter di bawah permukaan, diperkirakan berusia 6.500 tahun hingga 12.500 tahun. Selanjutnya, pada kedalaman 27 meter, disebutkan kalau usia batu antara 20 ribu tahun hingga 22 ribu tahun.

Hal yang menariknya lagi, usia situs Gunung Padang jauh lebih tua jika dibandingkan dengan piramida yang sebelumnya telah ditemukan. Misalnya, piramida di Brazil yang diperkirakan dibangun pada 3 ribu tahun sebelum Masehi. Piramida tertua di Mesir pun ‘hanya’ dibangun pada sekitar 2.700 tahun sebelum Masehi.

Namun, apakah benar kalau Gunung Padang adalah peninggalan Atlantis yang hilang? Tentu saja, untuk membuktikan hal tersebut masih perlu penelitian lebih mendalam.

Sumber Terkait : smh.com.au, grahamhancock.comarchaeologyhub.infosott.nettimetravelturtle.com


I.Baihaki

Penulis yang masih belajar menulis dengan benar dan masih setia dengan dua ponsel Nokia jadul.

Artikel-artikel terkait