Dari awal tahun 1935, Virtual Reality hanyalah sekedar konsep cerita di science fiction, namun dari perkembangan saat itu sampai tahun 2000-an Virtual Reality berkembang menjadi  euphoria untuk para penikmat teknologi simulasi. Semenjak tahun 1990-an, arcade dan console game yang menggunakan headset VR mulai bermunculan. Sekarang Perkembangan teknologi VR telah menyebar ke seluruh kalangan dan tidak cuma sebatas simulasi saja. Berkat kehadiran Oculus Rift tahun 2012, banyak pengembang aplikasi menuangkan berbagai macam gagasan. Dalam perancangan simulasi, kali ini bukan cuma para gamers yang dapat bagian, justru dari segi kreatifitas mendapat pintu yang sangat cerah dalam mengembangkan ide menjadi sesuatu yang sangat baru, khususnya dalam kreasi visual dalam format spatial tiga dimensi.

Tahun 2016 menjadi salah satu milestone terpenting untuk hal ini, kenapa begitu? Karena ada dua headset yang keluar pada tahun ini yaitu Oculus Rift dan HTC Vive. Dikedua headset ini terdapat beberapa aplikasi yang mendongkrak kreatifitas, menjadi kanvas terbaru respektif di bidangnya masing-masing. Bilang saja melukis graffiti, membuat patung, melukis dan membuat 3d modeling, membuat konsep, merancang musik, dan bahkan live performance act bisa terealisasikan dengan mudah! Apa aja sih aplikasinya? yuk telusuri lebih lanjut.

TiltBrush

Sekitar awal April 2016 ini google meluncurkan aplikasi Tilt Brush bersama dengan peluncuran HTC Vive. Tilt Brush secara gratis dibagikan bagi yang pre-order HTC Vive. Dan bisa dibeli dengan harga relatif murah yaitu USD 30$ atau tepatnya sekitar 400 ribu rupiah melalui steam platform. Tilt Brush merupakan aplikasi yang memungkinkan untuk melakukan seni melukis secara tiga dimensi di dalam dunia virtual. Tentu saja, hasilnya akan menakjubkan. Karena semua imajinasi dapat dituangkan tanpa batasan dengan menggunakan Tilt Brush di ruangan 360 derajat yang infinite tanpa batas. Dengan kedua tangan, kita bisa akses  kuas, warna dan bentuk dengan menggunakan kontroler berbasis motion pada HTC Vive.

Oculus Quill

Untuk merancang perangkat dan juga konten berbasis Virtual Reality salah satu yang sangat konsisten dalam hal ini adalah Oculus. Masih dalam pengembangan, Oculus Rift  membuat hal serupa seperti Tilt Brush dengan twist yang sedikit berbeda; Sudah dibuat dari sekitar Oktober 2015, aplikasi Quill ini lebih terinspirasi dengan seni lukis ilustrasi. Sesuai dikutip di website Oculus, sebenarnya Quill lahir dari kebutuhan kreatif  sang penulis Angelica dan Direktur Seni Wesley Allsbrook. Gaya unik dan kisah  Angelica diperlukan untuk dicat dan dibentuk seluruhnya dalam Virtual Reality, sesuatu yang belum pernah dicoba oleh mereka berdua. Alhasil Quill ini diciptakan untuk khalayak umum.

Oculus Quill  akan hadir untuk umum sekitar awal Desember tahun 2016 berlangsungan dengan rilis Oculus Touch. Selama itu akan ada pengembangan terus menerus, seperti penambahan fitur dari percobaan para seniman kelas dunia yang ikut menampilkan karya mereka di Oculus Story Studio Facebook page, menempatkan kesenian tradisional di samping karya imajiner dalam format digital di Quill.

Oculus Medium

Oculus menyebutnya aplikasi untuk membuat patung tanah liat secara digital karena kita dapat “mengambil” materi maya dan memahat langsung, seperti layaknya pembuat patung sedang membuat karya di roda tembikar. Lebih banyak tentunya yang ditawarkan, pengguna dapat membuat secara 3D modeling menggunakan jari-jari mereka, dan dengan cepat, ngecat sekaligus menambah tekstur. Atau, jika kamu lebih memilih pendekatan yang lebih terkomputerisasi, beberapa hal bisa dilakukan seperti copy paste.

Canggihnya lagi, Quill dan Medium bisa digabung jadi satu untuk membuat konsep desain. Untuk menggunakannya mirip seperti Quill dan Tilt Brush, yaitu disediakan ruangan simulasi dimana pengguna sebagai poros dalam berkarya. Walau sudah banyak rilis dan video dimana-mana menjelaskan Oculus Medium, aplikasi ini masih belum tau rilisnya kapan, walau desas desusnya akan rilis bebarengan dengan Touch dan Quill.

Kingspray Graffiti Simulator

Sesuai judul, aplikasi ini adalah grafiti simulator untuk HTC Vive yang tersedia di steam. Seakan berada di kota beneran, Kingspray memberi kesempatan para pengguna untuk membuat grafiti di gang, stasiun kereta, dan diatas gedung.

Pengalaman membuat graffiti dilengkapi dengan semprot realistis dan efek menetes. Aplikasi Kingspray juga menyesuaikan hari dan waktu didalamnya supaya bisa mendapatkan proyeksi karya graffiti dengan nyata. Kingspray menyediakan radio player streaming radio selagi didalam aplikasi supaya memungkinkan mood pengguna aplikasi.

Lumayan keren kan? kita tidak perlu takut kehabisan pylox dan bisa memperkirakan hasil sebelum mengimplementasikannya  ke dunia nyata. Masih dalam pengembangan, Kingspray memberi fitur tambahan ‘The Lab’ sebagai workshop di aplikasi mereka. Dan kedepannya mungkin tidak cuma pylox saja, tapi menggunakan stencil, kuas dan penambahan stiker, bisa digunakan di aplikasi ini.

Soundstage VR

My personal favourite, Soundstage adalah aplikasi Digital Audiowork Station Virtual Reality untuk HTC Vive. Didalam aplikasi ini para pengguna bisa menyusun instrumen, input output dan memainkannya langsung. Eksperimen maksimal.

Kayak nonton rocker ala Jedi gitu ya? Ahahaha..Well anyway, aplikasi ini sudah tersedia di steam early access dengan harga kurang lebih 7$ semenjak pertengahan tahun 2016. Berdasarkan review di steam, aplikasi ini mendapat respon sangat positif dari para pengguna.

Iris Prospect

Paling hardcore diantara yang lain, pengembangan aplikasi 3d modeling dari IRIS bernama ‘prospect’ ini  mencakup pengembangan 3d modeling. Iris Prospect memungkinkan penggunaannya dikedua headset VR Oculus dan HTC. Iris Prospect bisa memakai file dari aplikasi lain untuk dipanggil dan diproyeksikan ke ruangan spatial Virtual Reality.

Aplikasi ini mendukung ekstensi file dari aplikasi seperti Revit, Sketchup, OBJ,dan Rhino.Iris Prospect bisa didownload gratis. Namun untuk mendapat akses Pro, para pengguna dikenakan iuran bulanan sekitar 200$.


Melihat perkembangan VR yang sangat melesat, para pengguna bebas berkreasi langsung dari motion kedua tangan dengan aplikasi yang sudah dibudidayakan ke berbagai macam hal. Secara digital semua ini bisa diimplementasikan dengan mudah.

Dengan kedua headset VR tersebut, masing-masing kita harus berani mengeluarkan biaya seharga kurang lebih belasan jutaan rupiah. Dengan aplikasi VR para pengguna bisa ‘mempercepat’ dalam membuat ‘gambaran’ awal dalam format simulasi atau mengembangkan hasil ciptaan dari aplikasi lain menjadi format Virtual Reality, seperti yang dilakukan Iris Prospect. Atau menghindari kesalahan yang tidak bisa diulang kembali dengan mudah seperti membuat patung tanah liat di Oculus Medium dan salah semprot di Kingspray Graffiti Simulator. Hal ini menjadi salah satu alternatif terbaik dalam proses pengkaryaan dan desain dalam membuka berbagai macam perspektif ide kreatif lainnya.

Sumber : oculus.com , infectiousape.com, soundstagevr.com, vive.com, irisvr.com


MTRPHN

Tergerak dengan hal-hal baru ataupun lama sembari mencoba untuk cari tau dan menyimpan hal-hal yang bisa saja terlupakan adalah apa yang memotifasi dirinya untuk menerjang tembok keterbatasan.

Artikel-artikel terkait