Sekelompok peneliti dari XXLab di Yogyakarta memiliki hasil penelitian yang unik. Mereka berhasil membuat kain ramah lingkungan yang dibuat dari limbah tahu. Keberadaan kain ini pun diharapkan bisa memberikan manfaat yang beragam. Selain mengurangi tumpukan limbah produksi tahu, bisa pula menjadi tren fashion yang unik di masa depan.

Kain yang mereka sebut dengan nama soya c(o)u(l)ture ini merupakan hasil perbincangan masing-masing anggota XXLab yang semuanya adalah perempuan. Alih-alih berbincang dengan isu feminisme dan gender, XXLab yang anggotanya berasal dari berbagai disiplin ilmu memperbicangkan berbagai hal sesuai dengan rasa ingin tahunya. Dalam kasus ini, soya c(o)u(l)ture merupakan wujud anggota XXLab terhadap isu lingkungan.

XXLab ini didirikan oleh Irene Agrivina, seorang perempuan lulusan dari Universitas sanada Dharma, Yogyakarta pada tahun 2013. Selain itu, Irene juga sebelumnya dikenal sebagai salah satu pendiri dari House of Natural Fiber (HONF) yang juga berbasis di Yogyakarta.

Irene Agrivina mengungkapkan, limbah produksi tahu selalu menjadi permasalahan yang serius di tanah air. Biasanya, limbah tersebut dibuang oleh para produsen tahu ke aliran sungai. Alhasil, air sungai pun menjadi tercemar dan muncul bau tidak sedap. Hal ini pun membuat warga di sekitar merasa kurang nyaman.

Dengan latar belakang seperti itu, XXLab pun berinisiatif untuk melakukan sesuatu terhadap limbah tersebut. Kemudian, mereka mencoba untuk memproses limbah tahu lebih lanjut sehingga bisa dimanfaatkan. Limbah tahu pun dimasak dengan campuran cuka, pupuk, serta gula. Lalu, mereka menambahkan bakteri dan mendiamkannya selama 10 hari sehingga terbentuk selulosa mikrobial.

Proses berikutnya pun bisa dilakukan dengan mudah. Tinggal mengeringkannya, maka sudah bisa diperoleh kain ramah lingkungan berbahan limbah tahu. Sebagai langkah lebih lanjut, para peneliti dari XXLab juga berencana untuk membuat agar selulosa mikrobial tersebut bisa pula diproses menjadi biofuel atau bahan makanan.

Kreasi kain ramah lingkungan soya c(o)u(l)ture ini pun memperoleh sambutan yang menarik. Bahkan, pada tahun 2015, XXLab memperoleh penghargaan [the next idea] Art and Technology Grant Voestalpine. Alasannya, karena soya c(o)u(l)ture bisa memberi dampak yang sangat positif terhadap lingkungan. Selain itu, cara pembuatannya pun mudah. Tidak harus memerlukan kehadiran seorang yang ahli. Semua orang bisa melakukannya.

Desainer dari XXLab Ratna Djuwita mengungkapkan kalau dirinya berharap agar soya c(o)u(l)ture bisa menjadi tren fashion terbaru di masa depan. Terutama, karena kain ini memiliki dampak yang positif terhadap lingkungan. Alih-alih kain dari kain hewan, soya c(o)u(l)ture mampu mengurangi perusakan lingkungan oleh limbah industri rumah tangga.

Pihak XXLab pun secara terbuka menerima siapapun yang tertarik untuk mempelajari cara pembuatan kain ramah lingkungan dari limbah tahu ini. Apalagi, cara pembuatannya mudah, tidak membutuhkan alat-alat yang mahal. Bisa dilakukan secara DIY (do it yourself) atau DIWO (do it with others). Untuk informasi lebih lengkap, Anda bisa mengunjungi langsung situs resmi XXLab.

Source : HONFablab (Fablab Jogja) + FabCanteen, clearlyveg.comvoestalpine.com, Ars ElectronicaFlorian Voggeneder


I.Baihaki

Penulis yang masih belajar menulis dengan benar dan masih setia dengan dua ponsel Nokia jadul.

Artikel-artikel terkait