
Bagi sebagian besar orang, media sosial telah mejadi candu di kehidupan sehari-hari, serta menjadi fenomena yang menuai banyak kritik. Keberadaan media sosial yang semakin hari semakin menyatu dengan manusia menjadikannya mampu bergerilya makin luas dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya dalam ranah seni.
Sebut saja BBuzzArt, sebuah startup IT asal Korea yang dapat diakses melalui www.BBuzzArt.com, atau Google Play, maupun App Store. BBuzzArt memulai perjalanannya dari tahun 2014 sebagai sebuah platform, di mana para seniman dapat dengan bebas menampilkan kreatifitas karya mereka, dan para pecinta seni juga dapat berinteraksi dengan para seniman memberikan feedback yang konstruktif.
Sedari awal, visi dan misi dari BBuzzArt telah menarik minat Microsoft, sehingga mereka mendapat kepercayaan sebagai salah satu dari tiga startup teratas yang terpilih dalam Microsoft Smart Growth Program. Setelah berjalan selama tiga tahun, BBuzzArt berkembang menjadi sebuah jaringan multichannel dengan lebih dari 335.000 pecinta seni, dan telah merambah lebih dari 150 negara lewat Apple App Store, termasuk negara Amerika Serikat dan Inggris Raya, di mana keduanya merupakan hub utama bagi para startup IT.
Meskipun BBuzzArt mengusung metodologi canggih yang menampilkan paradigma baru dalam industri seni, namun ia tetap menghargai nilai-nilai tradisional dalam seni. Dengan memberikan kesempatan pameran untuk para seniman, BBuzzArt meyakini bahwa cara ini akan dapat memberdayakan talenta baru namun tetap melestarikan pedoman dasar yang terkandung di dalamnya.
BBuzzArt telah berkeliling dunia untuk membuka pameran pop-up yang disebut dengan BBuzzShow. Sejak tahun 2014, BBuzzshow telah diadakan di New York City, Berlin, Singapura, Shanghai, dan Seoul. Pada tanggal 10 Mei lalu, BBuzzart secara resmi telah membuka BBuzzShow@Jakarta 2017 di Galeria Fatahillah, Kota Tua. Pameran ini akhirnya berhasil terlaksana setelah menerima lebih dari 1.000 submission yang menghasilkan 14 seniman pendatang baru terpilih untuk berpartisipasi.
Proses seleksi karya dalam pameran ini tergolong sangat menarik. Tak hanya mengandalkan pertimbangan tim kurator, BBuzzArt juga menggunakan feedback para pengikut media sosial sebagai acuannya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk realisasi wacana BBuzzArt dalam mengawinkan teknologi dan seni. Dengan menggunakan sistem tersebut, Clara Sae-Eun Shin selaku CEO BBuzzArt juga merasa bahwa karya yang terpilih jadi lebih beragam, karena melibatkan lebih dari 300.000 pengikut BBuzzArt dalam penilaiannya. “If public like it, then we like it too,” ujar Clara.
Walau 1.000 submission berasal dari berbagai negara, namun Clara memutuskan untuk memilih seluruh 14 karya buatan seniman Indonesia. Menurut Clara, seniman Indonesia sangatlah berbakat, dan masih ada banyak kesempatan berikutnya untuk seniman-seniman dari luar negeri, mengingat acara akan diadakan beberapa kali dalam setahun. “Empat belas artist yang berhasil lolos dalam BBuzzShow@Jakarta 2017 nantinya juga akan tampil dalam fitur artist buzz, di mana profil singkat serta karya mereka dapat akan dipampang di laman Facebook BBuzzart selama periode pameran, sehingga netizen dapat mengenal para seniman lebih lanjut,” ujar Edwin Darwin, selaku Exhibition Coordinator.
Setelah Jakarta, di tahun 2017 ini BBuzzArt akan melanjutkan perjalanannya ke Pargue (Juli), Bangkok (September), dan Berlin (November). Di pameran selanjutnya, Clara bercita-cita ingin menjadakan BBuzzShow lebih melibatkan teknologi interaktif bagi para audiens.