Jaipur, sebuah kota bernuansa merah jambu di daerah Rajasthan, India. Panasnya kota gurun ini tidak menghalangiku untuk mengunjungi salah satu jam tertua di dunia, yaitu Jantar Mantar.

Jantar Mantar ini didirikan oleh Sawai Jai Singh II, seorang Rajput pada abad ke 17. Kata Jantar Mantar diambil dari kata jantar (yantra, Sanskrit: यन्त्र, “alat”) dan mantar (mantrana, Sanskrit: मन्त्रण, “perhitungan”) sehingga Jantar Mantar artinya “alat berhitung” (astronomi).

Alat-alat astronomi ini digunakan untuk mengukur dan memetakan langit semesta yang tampak pada kasat mata. Menariknya, mereka memperhitungkan jarak dan posisi bintang, matahari dan bulan untuk menentukan musim dan waktu. Pada jaman dulu, hitungan menurut perputaran bumi dan memetakan langit ini memberikan gambaran musim dan waktu untuk lima tempat yang memiliki Jantar Mantar, yaitu Jaipur, Delhi, Ujjain, Mathura dan Vanarasi. Sayangnya, pada masa ini hanya ada Jantar Mantar Delhi dan Jaipur yang tersisa.

Jantar Mantar Jaipur memiliki setidaknya 19 alat astronomi dengan berbagai bentuk, ukuran dan fungsi yang masih terawat dengan baik. Diantaranya sundial terbesar yang masuk ke daftar UNESCO World Heritage, Vriha Samrat Yantra. Tingginya alat ini mencapai 22.6 meter dan kuadran terbesarnya mencapai radius sampai 15.5 meter.

Vriha Samrat Yantra yang sudah dipugar tahun 1901 dari aslinya, diuji jotshi Gokul chand bhawan untuk mengetahui waktu dan arah jam menurut pemetaan langit, jarak dan posisi planet, bulan, matahari dan bintang.

Bayangan dari bangunan segitiga ditengah mengambil posisi utara-selatan dengan sudut yang sama dengan garis lintang lokasi ini. Garis lintang gedung dilokasi ini mengikuti gerakan yang sama dengan jarak dan jeda waktu di kuadran timur dan barat.

Kalibrasi gerakan ini untuk membaca waktu setempat menggunakan kuadran atau sisi bangunan timur dan barat yang masing-masing memiliki pembagian 6 jam yang menunjukkan waktu siang dan malam. Setiap jam dibagi menjadi hitungan per 15 menit, per 1 menit. Setiap menit dibagi lagi menjadi 10 detik dan dibagi sekecilnya sampai akurasi hitungan 2 detik.

Rasivalaya mengukur posisi bintang zodiak menurut garis lintang dan garis bujur peta angkasa dengan bulan dan bintang lainnya. Ada 12 alat yang mewakili 12 bintang zodiak.

Nadivalaya memiliki 2 lempengan yang lingkarannya sejajar menghadap utara dan selatan. Cahaya matahari dari selatan yang memancar ke bangunan ini akan menunjukkan waktu dari equinox (saat jalur matahari melewati garis khatulistiwa) musim gugur ke equinox musim semi.

Alat-alat astronomi yang lain:

Jaya Prakash Yantra yang memperlihatkan 1/2 peta alam semesta sampai garis langit untuk memposisikan benda-benda angkasa.

Rama Yantra digunakan untuk mengukur koodinat setempat dengan ketinggian dan azimut benda-benda langit yang tampak pada kasat mata.

Masih ada beberapa alat-alat astronomi yang lain di Jantar Mantar. Walaupun saya tidak paham, tapi melihat bentuk alat-alat astronomi besar di Jantar Mantar memanjakan mata untuk difoto dan belajar sedikit sejarah bagaimana pada masa dulu, mereka sudah bisa memetakan ruang dan waktu.

Daftar pustaka: Website Jantar Mantar Jaipur

 


101monkeymagic

Sesosok monyet yang menyukai coklat, kopi dan terkadang teh. Menyukai apa saja yang berbentuk fantasi dan sembari lalu berkelana.

Artikel-artikel terkait