
Teman Sebangku, band duo beraliran folk asal Bandung, merilis single kedua dari debut album: Hutan Dalam Kepala berjudul ‘Di Semesta’. Pemilihan single kedua pada akhir 2016 ini sebagai perayaan kecil apa yang telah dilalui oleh duo Sarita Rahmi Listya (vokal) dan Doly Harahap (gitar) selama 2016 yang penuh dengan kejutan.
Pada tahun ini memang tahun yang memberikan kabar baik bagi Teman Sebangku. Setelah enam tahun eksis, akhirnya pada awal tahun ini mereka merilis debut album: Hutan Dalam Kepala dan juga melakukan tur ke beberapa kota di Indonesia. Tahun yang juga mengubah hidup mereka berdua untuk memberikan dedikasi lebih pada dunia kesenian.
live performance mereka dilansir dari cirebonstoretv
“Single ini kami munculkan menjelang akhir tahun. Tahun ini adalah tahun terberat sekaligus menyenangkan bagi kami. Kami melakukan dua hal yang menurut kami langkah besar yaitu mengeluarkan album dan melakukan tur semi mandiri. Dari segala proses selama satu tahun ini kami hanya ingin bersyukur dan berterimakasih pada diri kami sendiri dan tentunya kepada semua teman-teman yang pernah hadir dan juga yang tetap setia menemani dan membantu kami hingga saat ini,” ujar vokalis Teman Sebangku, Sarita Rahmi Listya.
Audio Teaser Teman Sebangku dari soundcloud Teman Sebangku
Bersyukur, hal sederhana yang kerap dilupakan manusia. Lagu ‘Di Semesta’ ini juga mengajak kita agar bersyukur atas karunia yang sudah diberikan oleh Tuhan, dalam kondisi apapun yang kita terima. Simak saja penggalan liriknya berikut ini: “..Di semesta tak perlu kau merasa ragu, bila langit berpendar menjadi abu/ Di semesta eratkanlah tali sepatu kecilmu, ayo bergegas mengejar mentari”. Sarita mengatakan, lagu ini merupakan satu-satunya lagu yang bernuansa optimis dan penuh semangat. Berbeda dengan lagu-lagu lainnya yang mengetengahkan lirik dan nuansa cenderung sendu.
Lagu ‘Di Semesta’ ini masih mempertahankan karakter khas dari Teman Sebangku dengan petikan gitar yang menyayat dan lirik-lirik berbahasa Indonesia yang penuh metafora. Bayangkan saja jika di suatu malam puisi, seorang perempuan melafalkan puisi-puisi indah karya Sapardi Djoko Damono sembari ditemani petikan gitar khas Jose Gonzalez.
Meskipun bukan berarti ‘terjebak’ dalam label musikalisasi-puisi (atau puisikalisasi-musik?), kekuatan Teman Sebangku merupakan perpaduan antara lirik-lirik yang indah dan penuh kiasan dengan petikan gitar yang mengalir, berirama, dan membentuk ciri kesederhanaan mereka sendiri. Kekuatan lirik Sarita yang dipengaruhi Sapardi, misalnya, memiliki rasa yang sama seperti puisi- puisi Sapardi yang banyak berkiasan tentang daun, bunga, dan segala isi semesta seolah bisa berbicara lewat tanda-tanda.
Lagu ‘Di Semesta’ ini sendiri dibuka dengan petikan gitar nylon oleh doly sembari kemudian vokal yang khas dari Sarita. Cukup hanya dengan gitar dan vokal saja musik Teman Sebangku ini mengajak sejenak untuk menjeda rutinitas kita dan melihat apa yang telah kita lalui dan alami seraya mengucap syukur.