The Schuberts adalah band indie rock berasal dari Bandung, Indonesia. Dimulai dari sebangku waktu SMA, mereka yang terdiri dari Satrio Adi, Bahmaniar Ryou, Lutfi Handika dan Iqra Sadra memulai perjalanan karir musik dengan memainkan lagu-lagu dari band kegemaran mereka. Dengan berdampingan menjalani aktifitas dan menjalani kuliah, mereka memutuskan untuk mulai membawakan lagu ciptaan karangan sendiri sembari manggung di beberapa universitas.

Dan tidak lama awal tahun ini The Schuberts beranjak ke langkah berikutnya dengan rilis album EP perdana mereka berjudul ‘KIRCLAND’ yang berisikan 5 lagu. Yuk mari simak surat-menyurat interview GOOGS bersama The Schuberts tentang album EP ‘KIRCLAND’.

Semenjak kapan kalian berdiri dan membentuk band The Schuberts ?

Kami  sebenernya satu SMA, di sebuah SMA swasta kecil di Bandung waktu kelas satu sekitar tahun 2009. Berawal dari iseng-iseng membawakan lagu dari band-band yang kami suka dan pada akhirnya ngebikin band. But it was all for nothing serious, kami memang cuman pingin aja main musik di studio.

Terus dari situ main ke panggung sekolah dan komunitas musik di Bandung. Dan sekitar tahun 2013 mulai main di universitas. Surprisingly enough, tanggapan yang di dapat dari audience sangat bangus. Baru sekitar tahun 2014 kami kepikiran buat lebih serius menanggapi respon ini dengan lebih produktif, dan yang akhirnya jadilah Debut album EP ‘Kircland’ ini.

Kenapa memilih nama band The Schuberts? Apa pernah memikirkan nama band yang lain?

Sebenernya kami tidak tau kenapa akhirnya milih nama The Schuberts. Waktu itu kami sempat berdiskusi yang berlanjut sampe berhari-hari. I mean, who doesn’t hate band-naming? Selalu aja ada salah seorang di band yang kurang suka sama nama yg disebutkan. Dalam sejarah kami ngeband, hal ini (dan memilih judul untuk lagu-lagu kami sendiri) adalah hal-hal yang paling sulit untuk ditentukan.

Pernah kami melalui masa dimana nama band ini harus sangat filosofikal, terus ke masa dimana nama band harus gampang diinget. But we don’t know how we ended up using The Schuberts, yang bukan nama penuh filosofi dan juga tidak gampang di-inget (orang-orang, bahkan MC sering banget salah nyebut namanya, harusnya dibaca de syuberts, orang-orang bilang de skaberts, de skuberts). This is actually not a very great name for a band and a very old school one (karena ada “The” nya di depan). Namun ketika sang vokalis (Bahmaniar Ryou) memilih nama ini, anak-anak yang lain tidak ada yg protes atau keberatan.

So voila; The Schuberts it is. Plus, it turns out that bands these days namanya sudah semakin unik dan keren-keren seperti contohnya elephant kind, barasuara dan lain lain. On the brightside, kami jadi merasa spesial karena masih berkonsep nama dengan ada imbuhan ‘The’ di depannya.

Ada beberapa media yang kerap menyebut ‘The Schuberts’ perpaduan antara The Strokes dan Artic Monkeys. Apakah kedua band tersebut influence terbesar kalian?

Hm yaaa boleh dibilang begitu sih. Memang dua band ini lah yang membuat kita jadi membentuk band pada awalnya. Dan alasannya karena kita mau bawain lagu-lagu mereka. Walaupun sebenernya kalau ingin ditelusuri, memang The Strokes lah yang membuka era Indie Rock abad 2000an ini, jadi hampir semua band yang beraliran Indie Rock jaman sekarang pasti berangkat dari mereka, sisanya adalah variasi rasa dan keunikannya. Pertamanya sih memang dari dua band itu, setelah mendengarkan berbagai macam jenis band lainnya, pada akhirnya kita menemukan “rasa” kita sendiri.

Musik kalian satu album berbahasa inggris. Apakah ada alasan menggunakan bahasa inggris dibandingkan bahasa indonesia? Apakah kelak album berikutnya menggunakan bahasa indonesia atau tetap bahasa inggris?

Good question! Hmm ini kerap jadi bahasan kami berempat ketika masih mencari-cari jati diri band (cielah~). Namun setelah berdiskusi panjang dan mengamati band-band pendahulu kami, kami menyimpulkan untuk sejauh ini tidak menggunakan bahasa indonesia dulu.

Bahasa Indonesia is such a beautiful language dan tidak bisa dianggap remeh atau digunakan seenaknya. Apalagi kami bergerak dibidang seni yang mengutamakan keindahan, jadi tidak mudah untuk membuat lagu dengan lirik berbahasa indonesia. Sejauh ini sih kami masih ngerasa bahwa apa yang ingin kami sampaikan baru bisa terwakili via bahasa inggris, tapi kalau buat kedepannya? who knows~

Bagaimana akhirnya kalian memutuskan album EP perdana The Schuberts bernama ‘Kircland’?
Jadi karena kami adalah teman sepermainan sejak SMA, kami banyak menghabiskan waktu bersama mulai dari bermain, belajar dan tentunya bermain musik, dari dulu hingga sekarang. Kami melakukan semuanya disatu tempat imajiner yang kami sebut Kircland. dimanakah itu? It doesn’t matter, as long as we’re together, we called it Kircland.

Jika kalian masing-masing punya idola dalam bermusik. Sebutkan satu atau dua tokoh yang memberi inspirasi dalam bermusik tiap personil The Schuberts.

This is what we like the most from us, kami berangkat dari idola-idola yang berbeda-beda, Lutfi (Bass) menyukai Radiohead, Beatles dan Led Zeppelin. Satrio (Drum) mengidolakan Matt Helders dan Kevin Parker. Ryou mendapatkan inspirasinya dari Alex Turner dan Justin Young, lalu Iqra mengerti musik dari Brian May, Thom Yorke dan Albert Hammond Jr. Justru keragaman inilah yang kami harapkan dapat selalu membuat musik kami kaya, dinamis dan tidak takut untuk bereksplorasi dalam bermusik.

https://www.youtube.com/watch?v=VhnRPotQRDE

Cover album kalian keren ilustrasinya. Kalo boleh tau siapakah yang membuatnya dan mengapa bisa terpilih oleh The Schuberts untuk menggarap cover album dan video kalian?

YESS! WE THOUGHT THE SAME WAY TOO! Kayaknya disini kami perlu panjang lebar, jadi memang Kircland EP ini bener-bener semuanya kami lakukan sendiri, mulai dari composing, packaging dan pengumpulan dana kami lakukan sendiri. Dan memang yang paling berat adalah pengumpulan dana (Ya you know, kami hanyalah 4 mahasiswa dengan kantong yang pas-pasan). But luckily enough! Kami punya teman-teman yang extremely generous , dan salah satunya adalah dalang artwork kami, Gelar Anugerah Munggaran atau yang biasa kami panggil Bajrul. He is such a talented illustrator. Walaupun konsep awal covernya berasal dari gitaris kami, Iqra, namun seluruh pengerjaan artwork dilakukan oleh Bajrul. Logo band kami yang sekarang pun dia yang membuatnya. Truly a wonderful friend.

Bagaimana akhirnya kalian  kolaborasi dengan Fernanda Gunsan untuk mixing dan mastering album ‘Kircland’?

Dan buat yang satu ini, he’s another generous friend of ours, Fernanda Gunsan atau yang biasa dipanggil Nanda. Dia senior Ryou di sastra inggris UNPAD sekaligus teman main dikampusnya, kami berasal dari satu komunitas yang sama, EDMUND, sebuah komunitas musik sastra inggris. Ketika yang lain masih girang bermain musik, Nanda is that one rare kid yang lebih menyukai berada dibelakang panggung permusikan. He is extremely talented, pengalamannya dalam bidang producing and sound engineering sudah sangat luas, dan ketika kami minta untuk membantu kami menyelesaikan EP ini, without having a second thought, dia mau membantu kami secara cuma-cuma! What a great friend, eh? dan akhirnya jadi deh, tanpa Bajrul dan Nanda, Kircland EP ini tidak akan sampai dibentuk finalnya seperti sekarang ini.

Apa pesan dan kesan yang kalian ingin sampaikan kepada pendengar lewat album ‘Kircland’?
Yaa, mungkin lebih ke “feeling” nya sih. Jadi hal yang membuat kami berempat memutuskan untuk bermain musik bersama adalah ketika kami mendapatkan semangat dan this unexplainable feelings ketika kami mendengarkan band-band idola kami. Band-band tersebut dapat membantu kami bertahan through the bitterness of youth, especially high school. Jadi dengan lima lagu penuh warna-warni ini, kami berharap para pendengar kami juga merasakan asam-manisnya masa muda, atau kalau bisa, malah membantu mereka melewatinya dengan kepala yang mendongak ke depan.

Kira-kira ada langkah apa nih kedepannya untuk The Schuberts?
Tentu kami bakalan bermusik terus, menghasilkan karya-karya lainnya. Namun sejauh ini sih kami hanya ingin lagu-lagu kami bisa didengar lebih banyak orang dari sebelumnya. Kami ingin bermain di panggung dengan range audience yang lebih besar dari sebelumnya. The point is, we just wanna be heard. Nanti yang mengiringinya adalah bonus.

Source Docs Courtesy of The Schuberts

Kontak
EMAIL : theschuberts729@gmail.com
LINE : bahmaniaryou
WEBSITE : http://theschubertsband.tk/
PHONE NUMBER : 082118390309
FACEBOOK : https://www.facebook.com/theschubertsband/
INSTAGRAM : https://www.instagram.com/theschuberts/
SOUNDCLOUD : https://soundcloud.com/the-schuberts/

MTRPHN

Tergerak dengan hal-hal baru ataupun lama sembari mencoba untuk cari tau dan menyimpan hal-hal yang bisa saja terlupakan adalah apa yang memotifasi dirinya untuk menerjang tembok keterbatasan.

Artikel-artikel terkait