
Ketika mendengar nama Fujifilm, maka hal yang terpintas pertama kali adalah deretan produk kamera dan aksesoris. Perusahaan asal Jepang ini memang memiliki beberapa produk kamera yang berkualitas. Baik berupa kamera DSLR, prosumer, ataupun kamera pocket. Namun, siapa sangka kalau mereka juga pernah memproduksi barang kosmetik?
Hal ini mungkin terdengar sangat aneh. Apalagi, segmen kosmetik jauh berbeda dengan produk kamera lainnya. Hal ini pun terungkap pada tahun 2013. Saat itu, pihak Fujifilm mengungkapkan kalau mereka mengembangkan produk kecantikan pada tahun 2006 bernama Astalift. Menariknya, mereka mengatakan kalau prinsip yang dimiliki oleh produk kamera ternyata tidak jauh berbeda dengan produk kecantikan.
Dalam artikel yang dipublikasikan oleh Nippon.com di tahun 2013, Fujifilm mengungkapkan kalau kedua produk ini memiliki kesamaan karena memanfaatkan bahan antioksidan. Dalam produk kamera, mereka berusaha untuk mencegah terjadinya oksidasi akibat cahaya ultraviolet. Kalau hal ini dibiarkan, bakal membuat gambar hasil jepretan memiliki warna yang buruk.
Bahan antioksidan ternyata juga memiliki manfaat tinggi dalam produk kecantikan. Bahkan, prinsip pemanfaatannya pun tidak jauh berbeda. Pada produk kecantikan, antioksidan juga berperan dalam mencegah terjadinya oksidasi pada kulit. Tanpa kehadiran bahan antioksidan, kulit akan cepat keriput sehingga terlihat lebih tua.
“The four basic film-related technologies were used to develop Astalift are collagen research, light analysis and control, antioxidation, and original nanotechnology.” – Fujifilm || www.nippon.com
Produk Astalift yang dibuat oleh Fujifilm pun memanfaatkan bahan antioksidan alami yang bernama astaxanthin. Bahan antioksidan ini terbukti bisa mengurangi terjadinya penuaan dini pada kulit. Hanya saja, astaxanthin merupakan bahan yang tidak mudah larut dalam air. Sehingga tidak heran kalau sangat sedikit produk kosmetik yang memanfaatkannya.
Namun, Fujifilm telah berhasil menemukan solusinya. Menariknya, hal itu mereka temukan dalam teknologi film yang dipakai untuk mencetak gambar. Mereka membuat lapisan tipis berukuran 20 mikrometer yang berfungsi membuat bahan astaxanthin bisa diresap oleh kulit. Mereka membuat membran tersebut dari bahan kolagen yang tidak akan merusak kulit.
Lalu, bagaimana nasib produk kecantikan Astalift tersebut? menariknya, produk ini ternyata masih bisa dijumpai di pasaran hingga saat ini. Bahkan, dalam situs resminya, Astalift mengungkapkan kalau mereka memasarkan produk kecantikan ini ke kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara. Total, terdapat 9 negara yang menjadi wilayah pemasaran Astalift, termasuk di antaranya adalah Indonesia.
Produk yang dijual oleh Astalift pun beragam. Kamu bisa menemukan produk krim pelembam, lotion, gel pembersih kulit, pelindung ultraviolet, krim malam, dan lain-lain. Hal ini pun memperlihatkan kalau langkah baru yang dilakukan oleh Fujifilm pada tahun 2006 tersebut bukan sekadar coba-coba.
Bahkan, salah satu peneliti Fujifilm Nakamura Yoshisada mengatakan kalau perusahaannya merupakan lembaga yang selalu mencari tantangan. Produk kosmetik Astalift hanya satu bagian dari tantangan yang telah dan hingga saat ini mereka hadapi.
Sumber : www.nippon.com , www.astalift.com, fujifilm.com