Di dunia ini banyak karya seni yang diciptakan untuk diabadikan namun berbeda dengan karya seni lukisan pasir Mandala dari ajaran agama Buddha di wilayah Tibet. Para Biksu akan meletakan satu persatu pasir berwarna sampai membentuk lukisan yang indah. Kemudian jika lukisan dari butiran pasir berwarna tersebut sudah selesai dibentuk, akan dihapus. Padahal pembuatan lukisan pasir Mandala ini membutuhkan waktu yang lama, sampai berminggu-minggu. Pembuatan karya pasir Mandala pun tidak bisa dilakukan dengan menggambar lukisan pasir secara langsung, melainkan serangkaian proses.

Proses pertama, para biksu menggambar pola sebagai batasan penempatan pasir. Setelah itu diadakan upacara pembukaan yang dilakukan oleh para biksu dengan melantunkan nyanyian dan membacakan mantra. Tidak lama kemudian para biksu mulai mengerjakan karya pasir Mandala. Perlu diketahui, pada jaman dulu, pasir yang digunakan bukanlah pasir berwarna, melainkan batu berwarna yang dihancurkan menjadi pasir. Sekarang yang digunakan adalah batu putih yang dihancurkan dan kemudian diberi pigmen warna alami.

Ada dua sampai empat orang biksu yang bekerja sama menyelesaikan sebuah lukisan pasir Mandala. Mereka menggunakan alat bantu yang disebut chak-pur, sebuah corong dari bahan logam, untuk mendistribusikan pasir kedalam bentuk yang diinginkan. Warna demi warna, diletakkan diatas area datar, membentuk suatu desain dengan detail yang rumit sehingga menjadi lukisan pasir yang indah. Dibutuhkan waktu, kerja keras, kesabaran, ketelitian dan keuletan yang tinggi untuk menghasilkan karya pasir Mandala.

Penjelasan pasir Mandala dalam format video oleh Wellcome Collection. ( 2:35 dan seterusnya <– wajib disimak )

Setelah lukisan pasir Mandala telah selesai, ritual dilanjutkan dengan proses penghapusan. Pasir yang sudah tercampur warnanya dalam proses tersebut, dikumpulkan kedalam toples dan kemudian ditutup dengan kain sutra. Pasir yang tersisa dibagikan kepada para pengunjung dalam upacara ini. Dan pasir dalam toples ini pun dituangkan ke dalam sungai dan kembali ke alam.

Mengapa karya seni yang begitu indah, susah dibuat, memakan waktu dengan mudahnya dihapus? Sebenarnya pembuatan karya Mandala sendiri  lebih mementingkan ‘proses’ oleh para biksu yang membuatnya. Membuat lukisan pasir Mandala ini seperti layaknya meditasi yang digunakan untuk memusatkan konsentrasi, sebagai alat bimbingan spiritual untuk membangun ruang suci, dan mendapatkan pencerahan.

Proses karya pasir Mandala tidak seperti karya seni lainnya dan membawa pesan moril bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini. Dengan melihat dan menghayati proses karya pasir Mandala akan membuka pikiran kita tentang filosofi hidup. Dalam bahasa Sansekerta, Mandala berarti “Lingkaran”, apabila di ajaran Buddha dan Hindu melambangkan alam semesta. Seindah dan sebagus apapun, pada akhirnya semua akan kembali balik ke alam semesta dan menjalani proses berulang kembali layaknya lingkaran sirklus kehidupan (circle of life).

Fitur foto: Jasleen Kaur

Sumber foto : S C Hargis

Sumber : Wikipedia.orgWelcome Collection, people.hws.edu


MTRPHN

Tergerak dengan hal-hal baru ataupun lama sembari mencoba untuk cari tau dan menyimpan hal-hal yang bisa saja terlupakan adalah apa yang memotifasi dirinya untuk menerjang tembok keterbatasan.

Artikel-artikel terkait