Jenuh dengan rutinitas, namun tak ada waktu untuk berpelesir? Atau sebaliknya, punya terlalu banyak waktu luang hingga tak tahu apa yang harus dilakukan? Bagaimana bila kamu berkunjung ke laman milik Michal Huniewicz? Lewat lensa kamera dan padanan kata yang disuguhkan oleh fotografer sekaligus software developer asal London tersebut, kemungkinan besar kamu akan dibawa masuk ke dalam proses observasi Huniewicz yang amat seru, terhadap berbagai negara di dunia!

Jika kamu melihat cara Huniewicz menyusun karya-karyanya ke dalam sebuah galeri yang sistematis nan menarik, mungkin gelar fotografer akan terdengar terlalu dangkal untuknya. Saya pribadi malah melihat Huniewicz sebagai seorang periset karena dalam setiap hasil bidikannya, Huniewicz selalu menambahkan data-data acuan yang ia pelajari terlebih dahulu secara mendalam. Bak seorang tentara yang akan menjajaki medan perang, Huniewicz mengisi amunisi pertanyaan serta informasi yang ia punya mengenai sebuah tempat, sehingga pada saat ia tiba nanti, Huniewicz dapat dengan sigap memberondong objeknya dengan bidikan kamera dan rasa antusias. Dengan kualitas proses yang ia miliki, Huniewicz seakan menjadi satu dengan objek fotonya.

Setelah diamati, foto-foto yang dipajang di laman miliknya pun terasa hanya sebagai bahan refleksi yang membantu kita untuk memahami lebih lanjut pemikiran Huniewicz yang kompleks juga menarik. Melalui kalimat-kalimat yang ia tuliskan, beberapa di antaranya mungkin akan membuatmu terperangah, atau bahkan terhibur karena humor dan punchline yang Huniewicz rangkai secara apik.

Di antara karya-karya Huniewicz, ada dua kelompok yang menurut saya paling berkesan; yaitu foto-foto saat ia sedang berada di Korea Utara, serta saat di Chernobyl. Tak dapat dipungkiri, faktor lokasi juga menjadi salah satu komposisi yang menonjol dalam petualangan tersebut.

Huniewicz sempat menuliskan bahwa Korea Utara kemungkinan besar merupakan negara paling misterius dan aneh yang ada di planet. “Saat aku berpikir akan pergi ke Korea Utara, aku khawatir jika nanti tak dapat menjaga mimik mukaku ketika melihat hal-hal absurd di sana. Namun saat kamu tiba di Korea Utara, itu bukanlah hal yang lucu lagi. Hal absurd tersebut berubah menjadi benar-benar menakutkan,” tuturnya.

Penjelasan Huniewicz tersebut dapat dimengerti setelah kita melihat ia membagikan kisah tentang formulir deklarasi bea cukai (customs declaration) yang harus diisi sebelum memasuki Korea Utara. Dalam proses tersebut, petugas setempat menaruh kecurigaan besar terhadap kamera milik Huniewicz, sehingga ia harus menyembunyikannya di berbagai tempat berbeda tiap kali menjalani pemeriksaan. Tak hanya sampai di situ, petugas bea cukai juga meneliti isi laptop yang ia bawa. Huniewicz menuliskan jika seseorang ketahuan memiliki film porno di perangkatnya, film tersebut akan diputar di depan banyak orang dengan maksud mempermalukan, kemudian dilanjutkan dengan penyitaan perangkat. Fiuh… setelah menjalani pemeriksaan selama tiga jam, Huniewicz dan rombongan wisatanya dapat melanjutkan perjalanan menuju Kota Pyongyang.

Selama perjalanan menaiki kereta, Huniewicz asyik menjepret pemandangan di luar sana, tanpa tahu bahwa memotret lewat jendela kereta adalah hal ilegal di Korea Utara. Meski demikian, tak ada satupun penumpang kereta yang menegurnya. Huniewicz bahkan sempat menjepret beberapa tentara Korea Utara yang tak sengaja berpapasan dengan kereta yang ia tumpangi (North Korean Soldiers). Ia menyebut bahwa tindakan tersebut menjadi dua kali lipat ilegal karena di sana terdapat larangan memotret pegawai negara berseragam.

Selama ia berada di Korea Utara, Huniewicz harus ekstra berhati-hati tiap kali menghadapi pemeriksaan karena petugas akan melihat-lihat galeri kamera miliknya dan tak segan-segan menyuruhnya untuk menghapus foto yang dianggap melanggar hukum. Salah satu file miliknya tentang kunjungan ke Yugoslavia bahkan terpaksa dihapus tanpa alasan yang jelas. Tak kehabisan akal, Huniewicz pun membuat foto-foto di memory card nya menjadi tersembunyi, sehingga tak akan terlihat oleh petugas pemeriksaan.

Di luar itu semua, Huniewicz juga masih harus terbiasa dengan larangan untuk bepergian sendiri secara bebas. Seperti anggota rombongan turis lainnya, passport Huniewicz disita oleh pemandu tur, sehingga mereka selalu berada di bawah pengawasan ketat sang pemandu. Bagaimanapun juga, lagi-lagi Huniewicz berhasil menangkap beberapa foto di daerah terlarang, seperti supermarket yang hanya boleh dikunjungi oleh warga negara setempat (Shop Off-Limits #1). Benar-benar sebuah permainan kucing-kucingan yang tak ada habisnya!

Lokasi unik lainnya yang pernah Huniewicz datangi adalah Chernobyl, sebuah kota tak berpenghuni di bilangan utara Ukraina yang pernah mengusahakan pembangunan listrik tenaga nuklir, dan berujung pada ledakan nuklir di tahun 1986. Penduduk setempat yang belum terpapar radiasi pun meninggalkan kota tersebut demi keselamatan masing-masing.

Seperti biasa, Huniewicz sudah menyiapkan lusinan pertanyaan mengenai Chernobyl sebelum ia tiba di sana. Pertanyaan dan jawaban yang mewakili rasa penasaran dirinya serta orang-orang di sekitarnya tentang Chernobyl kemudian dikemas secara menarik dalam dua galeri foto. Selama berada di sana, ia tak pernah melepaskan genggamannya dari alat pengukur paparan radiasi yang diberikan oleh pemandu. Berkat alat itu Huniewicz sempat menemukan sepotong kain bekas pakaian pemadam kebakaran yang memiliki tingkat paparan radiasi sangat tinggi.

Walau berjalan-jalan di Chernobyl terasa seperti menapakkan kaki di atas lahan penuh ranjau, Huniewicz tetap membiarkan imajinasinya bermain-main cukup liar juga dalam, sehingga hal tersebut dapat terefleksi dengan sangat indah dalam foto-foto bidikannya.

Keunikan yang Huniewicz tumpahkan dalam karyanya membuat ia dilirik oleh berbagai media seperti Outside Magazine, the Telegraph, Stern, Metro, the Travel Stories, the Daily Mail, Roads and Kingdoms, la Repubblica, Wyborcza.pl. Dalam website-nya, ia juga menyebutkan bahwa Discovery pernah membuat video show sebagai dedikasi terhadap perjalanannya ke Mauritania.

Mungkinkah karakteristik karya Huniewicz yang kompleks sekaligus sistematis tersebut merupakan pengaruh dari profesi lain yang ia miliki, yaitu seorang software developer? Jika kamu penasaran dengan jawabannya, mungkin kamu dapat mengenal Huniewicz lebih dalam lewat laman Facebook dan Twitter miliknya.

Sumber : Michal Huniewicz


A.Astari

Seorang ilustrator yang mencoba untuk mengisi kekosongan di antara gagasan dan kata-kata dengan membuat ilustrasi, dimana ketiganya memiliki porsi yang sama-sama penting.

Artikel-artikel terkait