
Mengombinasikan antara pertunjukan seni dengan teknologi canggih bukan menjadi hal yang luar biasa di era modern seperti saat ini. Namun, hal yang diperlihatkan uleh duet penari asal Jepang, AyaBambi benar-benar berbeda dengan pertunjukan seni modern lain. Dalam pertunjukan tari yang berjudul Inori (prayer), kedua penari tersebut menggunakan teknologi face projection berkecepatan tinggi 1000 frame per detik.
Pertunjukan tari modern ini merupakan hasil kolaborasi antara AyaBambi, TOKYO, Ishikawa Watanabe Lab, University of Tokyo, serta WOW. Kehadiran berbagai pihak tersebut pun disatukan oleh sosok bernama Nobumichi Asai yang merupakan direktur kreatif dari WOW. Pria yang satu ini memang sudah lama dikenal dengan berbagai karyanya yang mengagumkan. Berbagai penghargaan pun berhasil didapatkannya. Mulai dari JAPAN MEDIA ARTS FESTIVAL AWARD di tahun 2014, hingga ARS ELECTRONICA 2015 PRIX ”OMOTE” tahun 2015.
Tarian ini memperlihatkan dampak buruk yang bisa diakibatkan oleh radioaktif terhadap makhluk hidup, terutama manusia. Hal tersebut pun diperlihatkan secara langsung dalam pertunjukan tari oleh AyaBambi. Tampak dalam pergantian wajah keduanya, mulai dari kemunculan air mata berwarna hitam, hingga wajah tengkorak. Perubahan wajah tersebut pun terjadi secara cepat dan merupakan animasi hasil kreasi dari Singo Abe yang kemudian digunakan bersama dengan teknologi face mapping.
Teknologi face mapping pun menjadi permasalahan teknis yang harus dihadapi dalam pertunjukan seni ini. Untuk itu, Nobumichi Asai menggunakan proyektor terbaru DynaFlash serta sensor super cepat. Proyektor tersebut bisa memproyeksikan video dengan kecepatan mencapai 1000 frame per detik. Dikombinasikan dengan sensor super cepat, gambar dan video pun bisa ditampilkan pada kulit AyaBambi dan akan terlihat sebagai wajah baru mereka.
Pada awalnya, tim pun cukup kesulitan dalam menerapkan hal ini. Terutama, karena AyaBambi tidak bisa memperoleh kebebasan bergerak. Mereka harus menyeimbangkan gerakan dengan kemampuan pelacakan alat yang digunakan. Namun, hal ini kemudian terselesaikan dengan penggunaan teknologi tracking berkecepatan tinggi yang dibawa oleh programmer WOW Atsushi Yoshimura bersama dengan tim dari Watanabe. Namun, untuk menyelesaikan hal tersebut, mereka butuh waktu selama tiga bulan hingga pertunjukan bisa dilaksanakan dengan tingkat kesalahan pada rentang milidetik.
Sumber : unrtd.co, cartoonbrew.com, nobumichiasai.com