Untuk mendapatkan manfaat terbesar dari tidur, seseorang harus melewati4 fase tidur. Lima fase tersebut adalah fase 1 dan 2 yang masuk dalam kategori light sleep, fase 3 yang masuk dalam kategori deep sleep, dan yang terakhir adalah fase REM (rapid eyes movement).

Fase 1 light sleep adalah fase ketika seseorang sudah memejamkan mata tapi mudah terbangun. Sementara itu, fase 2 aktivitas otak sudah mulai mengalami penurunan, tapi tetap dalam kondisi waspada. Sementara itu, fase deep sleep terjadi ketika tubuh mulai merasa relaks. Terakhir, fase REM terjadi ketika kamu mengalami mimpi.

Hanya saja, tak semua orang bisa melewati semua fase tidur tersebut. Padahal, secara khusus fase deep sleep dan REM adalah fase yang sangat penting. Dalam fase deep sleep, seseorang bisa mengistirahatkan tubuhnya. Sementara itu, fase REM membuat kondisi psikologis lebih nyaman, karena pada momen ini otak berhenti bekerja.

Cara Philips Smartsleep berkerja. Video oleh Philips Heartcare.

Beragam cara dilakukan untuk memperoleh tidur berkualitas dan menjalani 4 fase tersebut. Salah satunya adalah penciptaan sebuah gadget bernama SmartSleep yang dilakukan oleh perusahaan asal Belanda, Philips. Gadget ini berupa sebuah headband yang secara kontinyu akan memancarkan gelombang lambat untuk mendorong penggunanya agar bisa tidur nyenyak.

Di waktu yang sama, terdapat aplikasi pendamping yang memungkinkanmu untuk memonitor tidur harianmu. Dengan kemampuan yang dimilikinya, SmartSleep pun punya fitur lebih lengkap dibandingkan gadget lain yang telah populer, seperti FitBit misalnya yang hanya berperan sebagai alat monitoring tidur.

Headband SmartSleep ini dibangun dengan menggabungkan kinerja para ahli neurologi dengan programmer. Headband ini dilengkapi dengan sensor serta speaker terintegrasi yang mampu bekerja untuk meningkatkan kualitas tidur. Philips pun mengklaim kalau pengujian alat ini berhasil dilakukan dengan sukses.

Sebanyak 70% responden yang turut serta dalam pengujian berdurasi 2 minggu yang dilakukan oleh Philips mengaku merasakan dampak headband ini secara langsung. Hasilnya, mereka jadi lebih segar ketika bangun tidur. Hanya saja, pihak Philips tidak menjelaskan secara rinci seberapa banyak responden yang turut serta dalam pengujian ini.

Menurut rencananya sih, alat ini akan mulai dipasarkan oleh Philips pada kuartal ketiga tahun 2018 ini. Mengenai harganya, alat ini bakal dipatok dengan banderol sebesar US$399 atau setara Rp5,3 juta. Cukup mahal memang. Namun, menengok masalah besar yang dihadapi oleh hampir 30% warga perkotaan, sepertinya harga tersebut cukup masuk akal.

Sumber : Philips, Philips Heartcare, Philips US, New Atlas.


I.Baihaki

Penulis yang masih belajar menulis dengan benar dan masih setia dengan dua ponsel Nokia jadul.

Artikel-artikel terkait