
Pernahkah kamu mendengar kisah sang Ratu Polkadot bernama Yayoi Kusama? Pada tahun 2014 lalu ia berhasil menyandang predikat sebagai artis paling terkenal di dunia berdasarkan survey kedatangan. Tidak hanya itu saja, majalah Time juga pernah menuliskan nama Yayoi Kusama sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh didunia bersama dengan Mark Zuckerberg, Nicki Minaj, dan Halminton.
Lalu siapakah sebenarnya sosok Yayoi Kusama ini? Dia adalah seorang seniman kontemporer dan juga penulis novel asal Jepang yang lahir pada 22 maret 1929 di Matsumoto, Jepang. Karya seni yang membuat ia dikenal diberbagai penjuru dunia tentu saja lukisan-lukisan dan karya mix media dengan pola titik-titik polkadot yang begitu liar. Berkat karya-karyanya itu ia dijuluki sebagai sang “Ratu Polkadot”.
Selama ini ia sudah terlibat dengan banyak sekali media untuk membuat berbagai karya seni dimulai dari melukis, membuat patung, kolase, pertunjukan, instalasi dan masih banyak lagi lainnya. Hampir sebagian besar karya yang ia buat merujuk pada seni konseptual, sedangkan beberapa atribut yang sering ia tuangkan dalam karyanya banyak menceritakan tentang feminisme dengan gaya surealis, minimalis, dan juga ekspresionisme abstrak.
Cerita tentang Yayoi Kusama. Diberitakan oleh Tate
Namun yang menarik dari Yayoi Kusama tidak hanya sebatas karyanya saja, kisah hidup yang ia jalani sangat menarik perhatian banyak orang. Kusama kecil menjalani hari-hari yang sangat sulit, sejak berusia 10 tahun ia sudah mengalami halusinasi, dan keinginannya untuk melukis juga ditentang oleh sang ibu. Tidak hanya dihancurkan kanvasnya, Kusama juga sering mendapatkan kekerasan fisik dari ibunya yang menginginkan Kusama agar membantu karyawan yang bekerja dirumah.
Semangat Yayoi Kusama dalam melukis tidak berhenti sampai disini, ia mendaftarkan diri pada kelas seni di Kyoto untuk menghindari kekerasan dari ibunya. Namun Kusama tidak nyaman dengan kondisi kelas, baginya kelas seni itu terlalu konservatif sehingga ia lebih senang menghabiskan waktu untuk melukis di asrama.
Sang Ibu yang mengetahui Kusama masih sering melukis tentu menjadi semakin berapi-api, tekanan demi tekanan membuat Kusama memiliki emosi yang tidak stabil dan memiliki gangguan saraf yang akhirnya membuat Kusama remaja harus mendapatkan perawatan psikiater.
Pada tahun 1957 Kusama hijrah ke Amerika Serikat, dan setelah satu tahun kembali pindah ke New York. John Gordon dari Museum Brooklyn merupakan salah satu orang yang paling sering terlibat dengan kehidupan Yayoi Kusama sewaktu berada di New York. Selain diajak berpatisipasi dalam “Watercolor Biennale” John Gordon jugalah yang sering membantu Kusama untuk mendapatkan pekerjaannya.
Menikmati karya Yayoi Kusama “Infinity Mirrors”. Dibuat oleh Seattletimesdotcom
Dalam waktu 1 tahun 6 bulan sejak ia tinggal di New York, Kusama berhasil membuat pertunjukan perdananya dengan menampilkan lima gambar yang termuat dalam kanvas cukup besar. Sebuah pertunjukan pertama yang bisa dibilang sukses karena berhasil menarik perhatian banyak orang, termasuk Donald Judd dan Dore Ashton.
Tahun 1973 Kusama kembali ke Jepang dalam keadaan sakit, meskipun demikian ia masih terus berkarya dengan menulis novel, cerita pendek, sampai dengan puisi. Empat tahun kemudian ia memeriksakan dirinya kerumah sakit jiwa yang ada di Tokyo karena menderita Obsessive Compulsive Disorder dan Basedow’s Disease. Atas saran seorang psikiater, akhirnya Yayoi Kusama mau tidak mau menetap disana untuk menjalani perawatan medis sambil tetap menekuni hobinya yaitu melukis. Didekat rumah sakit Kusama memiliki sebuah studio yang bisa digunakan untuk membuat lukisan, patung, atau karya lain. Sedangkan malam hari Kusama lebih banyak menghabiskan waktu untuk menulis novel atau puisi.
Itulah sedikit cerita dari Yayoi kusama, seorang seniman populer dunia yang hidup dalam sebuah sanatorium. Seni adalah ekspresi dan remedi untuk kehidupan seorang Yayoi Kusama, terutama untuk penyakit mentalnya. Menurut Kusama, titik-titik polkadot merupakan cara untuk menjadi tak terhingga, ia memiliki bentuk seperti matahari yang merupakan sumber energi kehidupan, dan seperti bulan yang sangat tenang.
Sumber terkait : highsnobiety.com, tate, Seattletimesdotcom, wikipedia