Usia yang muda memungkinkan seseorang untuk mengeksplorasi begitu banyak hal dan berkreasi tanpa batas. Jika kita berbicara lebih dalam ̶ khususnya dalam bidang seni ̶ harus diakui bahwa pada masa kini masih banyak karya potensial seniman muda yang sulit mendapatkan aksesnya menuju para audiens. Baik itu karena kendala teknik, ataupun kendala lainnya. Melihat hal itu, Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia membentuk suatu wadah acara berjudul “Artbound” yang diadakan pada tanggal 25-26 Februari 2017 di Lippo Mall Kemang. Acara ini bertujuan untuk memberikan akses bagi seniman muda berbakat agar karyanya dapat dipertunjukan kepada publik, dan publik pun semakin akrab dengan bidang seni.

Dalam rangkaian acara Artbound, panitia membuka sejumlah cabang seni yang dapat diikuti para peserta; yaitu visual art, fotografi, band, vocal group, dan dance group. Beberapa tahun yang lalu, Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia departemen Seni dan Budaya juga pernah mengadakan acara serupa dengan tajuk Art Communication Festival, dan pada saat itu lebih meletakkan fokus pesertanya pada kalangan mahasiswa komunikasi Universitas Indonesia. “Tahun 2017 adalah tahun pertama acara ini diberi nama Artbound dan kami menerima karya dari berbagai mahasiswa bidang studi, sehingga cakupannya dapat lebih luas lagi. Tempat yang dipilih pun adalah mall, agar audiens dari berbagai bidang dapat melihat karya seni yang dipamerkan,” ujar Rininta Oktaviani, salah satu panitia bagian humas Artbound.

Untuk dapat menghasilkan karya yang maksimal, dua puluh orang seniman muda yang terpilih dalam Artbound mendapatkan kesempatan untuk mengikuti coaching clinic bersama para kurator yang sudah piawai di bidangnya. Untuk bidang visual art dan fotografi, para peserta dibimbing oleh Emte (Muhammad Taufiq), dan Aprina Murwanti.

Berdasarkan cerita beberapa peserta Artbound, coaching clinic diadakan sebanyak dua kali, dan proses berkarya memakan waktu kurang lebih dua bulan. “Dalam proses coaching clinic, saya membebaskan para seniman dalam merumuskan ide. Saya hanya bertugas untuk memberi beberapa masukan, contohnya dalam bidang display. Saya juga mencoba untuk membiasakan para seniman agar mementingkan proses dalam berkarya, misalnya dengan membuat sketch, atau mencari artikel yang berhubungan dengan karya yang akan mereka garap, sehingga hasil akhirnya menjadi lebih berbobot. Kurang lebih prosesnya seperti pembuatan skripsi,” ujar Emte.

Acara Artbound yang dapat dikatakan bersifat menjembatani seni dengan berbagai bidang lainnya ini pun dinilai sebagai kegiatan yang positif oleh Emte, “Setelah bertahun-tahun bergelut di bidang seni, saya menyadari bahwa seni seharusnya tak memiliki dengan banyak orang. Semua orang sebenarnya bisa membuat karya seni. Beberapa peserta Artbound bahkan tidak menempuh pendidikan seni secara formal. Yang paling penting menurut saya, dalam membuat karya, sang seniman harus mengutamakan kejujuran sehingga passion seni yang selama ini terpendam dalam dirinya, dapat dikeluarkan dalam bentuk karya.”


A.Astari

Seorang ilustrator yang mencoba untuk mengisi kekosongan di antara gagasan dan kata-kata dengan membuat ilustrasi, dimana ketiganya memiliki porsi yang sama-sama penting.

Artikel-artikel terkait