
Museum Bali adalah museum utama pulau Bali. Tertua dan terbesar, Museum Bali memiliki lebih dari 10.000 artefak dan karya seni tersimpan di paviliun terpisah. Dan tatanan bangunannya dibuat sedemikian rupa sebagai dedikasi kepada orang Bali dengan ukiran batu. Tempat ini selain menjadi tempat untuk mengenal Bali dari jaman pra sejarah sering dijadikan tempat untuk ajang foto prewedding.
Asal muala berdirinya Museum Bali dimulai setelah jatuhnya kerajaan Klungkung di tahun 1903. 7 tahun setelah itu atau tepatnya tahun 1910, W.F.J.Kroon, seorang Asistan Residensi Belanda yang menetap di Bali selatan, mencetuskan ide untuk mendirikan sebuah museum etnografi guna melindungi benda-benda budaya dari kepunahan. Ide tersebut mendapat sambutan positif dari berbagai macam kalangan seperti ilmuwan, seniman dan budayawan bahkan para raja-raja di Bali. Selanjutnya W.F.J Kroon mengutus Kurt Grundler seorang arsitek asal Jerman sebagai peneliti bangunan untuk membuat perancangan bersama dengan para undagi(pakar bangunan Bali) yaitu I Gusti Ketut Rai dan I Gusti Ketut Gede Kandel. Dan setelah bangunan telah selesai, Museum Bali secara resmi dibuka pada tanggal 8 Desember tahun 1932.
Museum Bali ada di Jl. Mayor Wisnu No.1, Dangin Puri, Denpasar Tim., Kota Denpasar. Paling mudah kalau kesasar tinggal tanya sama penduduk setempat lokasi Lapangan Puputan Badung, Museum Bali tersebut terletak didepannya persis. Dan untuk kunjung ke Museum Bali disarankan untuk datang pagi karena waktu kunjung museum relatif singkat yaitu dari jam 7.30 pagi hingga 3.30 siang. Apalagi jumat cuma sampai jam satu siang.
Dibanding museum nasional atau lainnya, Museum Bali cukup beda karena lebih menitikberatkan peninggalan sejarah dan bersifat lebih ke koleksi arkeologi. Ternyata kenapa bisa demikian karena asal muala didirikannya untuk menghindari artefak-artefak sejarah tersebut dicuri atau hilang karena perbuatan-perbuatan senonoh baik dari lokal ataupun dari pendatang luar negeri ke Indonesia. W.F.J Kroon menyarankan hal ini karena saat jatuhnya kerajaan Klungkung merupakan saat Bali jadi terkenal dan selain memiliki kebudayaan yang bagus dan tak ternilai, sangat disayangkan apabila dijamah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Berbagai macam artefak dari kris, tenunan hingga lukisan bisa dinikmati menampilkan kebudayaan Bali yang terjaga sangat rapih. Paviliun-paviliun yang memiliki artefak tersebut bisa diakses tapi dengan jumlah kunjungan minimal 3 dan hanya hari tertentu. Tempat akses yang dilarang foto ini terus dijaga secara apik bahkan sampai tidak berdebu sama sekali! Dan sewaktu jalan ke wilayah didalamnya saya berjumpa dengan penjual lukisan yang memperkenalkan saya “Kamasan” atau lukisan dengan gaya wayang. Lukisan Kamasan merupakan gaya lukisan turun temurun dari jaman dahulu kala. Lukisan ini tentu tidaklah mudah dan memiliki keunikan tersendiri mengingat karya seni ini dibuat dengan menggunakan pigmen alami di kertas kayu.
Kurang lebih mirip dengan tempat sejarah lainnya; Museum Bali sebagai tempat historis memiliki cerita mistis terutama patung-patung yang ada didalamnnya. Seperti salah satunya tiga patung ibu-ibu sedang menggendong anaknya masing-masing. Konon menurut sang pemandu memberi tahu kalau patung tersebut dibuat untuk menjaga roh muda (anak kecil) untuk tidak diambil oleh Leyak. Leyak seperti yang kita ketahui adalah mahluk mitologi yang cukup terkenal terutama di seni pertunjukan Bali, sosok jahat yang mengincar hanya wanita hamil sebagai sasaran utamanya. Atau katanya terkadang dimalam hari ada bunyi pahatan tetapi saat penjaga menghampiri tidak ditemui siapapun.
Akhirnya hal-hal ini membuahkan banyak pertanyaan dan cerita-cerita yang terus tersampai ke kuping-kuping penikmat mistis, seperti saya ahahaha. Lumayan menghibur selain agak #spooky.
Sejak berdiri hingga sekarang Museum Bali selalu di kunjungi wisatawan dari dalam maupun luar negeri, para pelajar, mahasiswa,seniman dan masyarakat biasa yang ingin mengadakan penelitian,mencari inspirasi dan rekreasi. Dan karena itu Museum Bali salah satu museum yang asri dan benar-benar terawat. Tetapi apakah mistis apa tidak? Mungkin kamu bisa buktikan 😀
Daftar Pustaka : bali-indonesia.com, lonelyplanet.com, beritabali.com