I Nyoman Nuarta adalah pematung asal Bali yang merupakan bagian dari salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru. Karya beliau bergelimpangan di beberapa pelosok Indonesia dan kerap kali menjadi bagian dari monumen bersejarah. Sebut saja, mahakarya I Nyoman Nuarta seperti Patung Arjuna Wijaya, Monumen Jalesveva Jayamahe, Monumen Proklamasi Indonesia, dan Patung Wayang merupakan hasil kepawaian I Nyoman Nuarta dalam meramu bahan dasar tembaga dan kuningan menjadi bentuk patung yang megah nan monumental. Namun, diantara semua hasil karyanya, pasti kita semua lebih mengenal karya beliau satu lagi; yaitu patung Garuda Wisnu Kencana di Bali yang akhirnya selesai setelah menjalani proses  cukup melelahkan selama 28 tahun. Nah, karya-karyanya sebenarnya masih sangat banyak jumlahnya dan semuanya bisa dikunjungi di taman patung beliau di kota Bandung, bernama Nuart Sculpture Park. Disana kita bisa melihat karya-karya buatannya yang konon berjumlah ratusan.

Nuart Sculpture Park, yang sudah berdiri semenjak tahun 2000 ini, sudah dapat ditelusuri saat memasuki wilayah perumahan komplek di Setra Duta Raya, Bandung Barat. Tempat yang cukup luas, taman sebesar tiga hektar ini, memiliki galeri, taman, cafe, toko oleh-oleh dan beberapa panggung serba guna untuk pentas seni. Pada tahun 2016, ada renovasi dan penambahan galeri  supaya bisa mengakomodasi hasil karya-karya  I Nyoman Nuarta. Untuk menikmati Nuart Sculpture Park, kita akan dikenakan biaya tarif masuk seharga 50.000 Rupiah untuk orang dewasa, 25.000 untuk pelajar maupun anak-anak, dan gratis untuk anak dibawah dua tahun.

Gedung baru di Nuart Sculpture Park terdiri dari empat lantai. Lantai satu ada loket tiket dan butik kerajinan. Jika kita masuk lebih dalam atau lewat belakang, ada satu ruangan cukup luas berisikan proses pembuatan patung Garuda Wisnu Kencana secara bertahap. Disini kita bisa lihat purwa-rupa patungnya begitu juga kumpulan foto-foto dokumentasi  dalam merekam Adikarya I Nyoman Nuarta tersebut.

Lantai kedua memiliki cafe bernama “Copper & Brass Coffee Shop”, Lounge Area, dan ruang residensi pameran seni. Kedua lantai satu dan dua, merupakan bagian dari Museum Nuart yang menjelaskan perjalanan karya I Nyoman Nuarta.  Sedangkan lantai ketiga terdapat theater bioskop dan kantor manajemen Nuart Scuplture Park.

Untuk wilayah diluar terdapat taman begitu juga panggung seni yang terdapat karya-karya I Nyoman Nuarta yang cukup besar sehingga tidak bisa dimasukan kedalam galeri. Sungguh menarik, karena kita sebagai pengunjung harus benar-benar menelusuri wilayah Nuart Sculpture Park supaya tidak ‘luput’ menyaksikan karya-karya beliau. Anggap saja kita sebagai pengunjung dimanjakan bagaikan anak kecil yang mencari harta karun, apalagi kalau anak tersebut pencinta dan penikmat seni.

Akses ke taman dibuat mudah sehingga tidak repot untuk masuk ke gedung baru maupun yang lama. Dibagian tertentu taman masih ada renovasi yang nantinya menjadi fasilitas-fasilitas baru. Ada juga cafe bernama “N Cafe” begitu juga butik karya yang merupakan toko lama yang dari dahulu sudah ada.

Karya-karya I Nyoman Nuarta di Nuart Sculpture Park berlimpah ruah dan mayoritas menggunakan tembaga dan kuningan, dan ada beberapa yang menggunakan resin poliester dan kawat baja. Setiap karyanya tentu memiliki nilai tersendiri, tetapi jika kita ingin berbicara mayoritas karyanya berdasarkan setiap deskripsi dari seninya, I Nyoman Nuarta berbicara banyak tentang manusia, wanita, waktu dan siklus hidup.

Merupakan hal yang fantastis dan jarang dimiliki Museum ataupun galeri di Indonesia, Nuart Sculpture Park bisa dibilang menjadi salah satu wadah tempat seni di Bandung yang cukup marak untuk diperhatikan sebagai salah satu tolak ukur bahwa karya kearifan lokal sudah mendunia. Copper & Brass Coffee Shop sebagai tempat lounge cafe yang enak, you should try their foods especially fried duck. Jika kamu ada waktu berkunjung ke Bandung, tempat ini menjadi salah satu tempat yang cukup direkomendasikan untuk dikunjungi waktu ke waktu.


MTRPHN

Tergerak dengan hal-hal baru ataupun lama sembari mencoba untuk cari tau dan menyimpan hal-hal yang bisa saja terlupakan adalah apa yang memotifasi dirinya untuk menerjang tembok keterbatasan.

Artikel-artikel terkait