
Payon Restoran, sebuah restoran dengan konsep cagar budaya di daerah Kemang, Jakarta. Dalam rangka merayakan HUT RI ke-70, Payon Budaya mengadakan Festival pertunjukan seni dan budaya Indonesia. Bertepatan pada tanggal 30 Agustus 2015, GOOGS berkesempatan untuk menyaksikan keragaman tersebut dalam bentuk pawai budaya dan belasan tarian tradisional.
Setiba di lokasi sekitar jam 2 siang, sudah nampak ramai dengan banyak partisipasi dari beberapa sanggar tari diantara lain Payon Taman Budaya, Yayasan Manggar Kelape, Yayasan Belantara Budaya, Sanggita Kencana Budaya, Sanggar Puspita, Lenggok Perempuan Nusantara, Putih Melati, Topeng Losari Cirebon, dan Chiva Club. Suasana pun tidak luput dimeriahkan dengan beragam pakaian adat dari beberapa wilayah di Indonesia yang sedang bersiap untuk pawai memutari wilayah dekat Payon.
Pawai dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya di pintu depan masuk Payon Budaya. Dilengkapi dengan permainan biola, paduan suara dan alunan keyboard terdengar di bilangan perempatan kemang yang sangat terkenal macet itu. Barisan pawai sudah siap untuk jalan dari gang sebelah Payon Restoran untuk mengitari kemang.
Pawai dilakukan dengan jarak tempuh lumayan pendek. Rute dimulai dari Taman Kemang – Kemang Raya – Mcd – Jl. Kemang I – Payon Restaurant. Kemeriahan dipenuhi oleh keluarga dan rakyat setempat, mereka berpartisipasi untuk merayakan HUT RI dengan melambaikan bendera Indonesia. Dengan semangat menunjukan bahwa Indonesia masih memiliki kebanggaan akan kekayaan dan kelestarian budaya Indonesia, terutama di kota Jakarta ini.
Rombongan pawai pun sudah kembali ke Payon. Kemudian ada pertunjukan paduan suara, masih dalam format sama, namun kali ini dilengkapi dengan permainan angklung. Lokasi pun menjadi semakin ramai dan meriah dengan adanya peserta maupun penonton yang ingin menyaksikan segmen selanjutnya yaitu, tari nusantara.
Pertunjukan tari begitu marak mulai dari tari gambyong, renggong manis, ondel ondel, angguk renggo, pagellu, cindai, kerincing, japing, dan lain-lainnya.Dari usia muda hingga setengah baya ikut memeriahkan acara dengan menunjukan tari tradisi, begitu menyenangkan untuk dilihat dengan keunikan dari masing-masing daerah. Tanpa harus datang ke berbagai daerah seperti ke Jogja ataupun Sulawesi tengah, semua bisa kita saksikan langsung di Payon. Tari-tarian diakhiri dengan perpaduan berbagai macam tari (tari nusantara) sembari mengibar bendera Indonesia.
Yang menarik tidak hanya tari-tarian saja, ada juga peragaan pencak silat ala Betawi yang diikutsertakan mayoritas oleh anak muda. Disamping itu juga ada pelajar asing dari Pollandia melakukan tari adat Jawa. Bernama Eva, belajar menari setahun di Jogja dan mempersiapkan diri selama 4 bulan untuk menari sebelum acara Payon ini diselenggarakan.
Hari sudah menjelang malam, Aman Percussion tampil dan turut memeriahkan suasana setelah maghrib. Setelah Aman Percussion memanjakan kita dengan alunan musiknya, ternyata masih ada dua tarian lagi yang akan ditampilkan, yaitu tari klana topeng Losari Cirebon dan tari klana topeng Jogjakarta.
Tidak disangka bahwa di Jakarta seperti sekarang ini, nilai kebudayaan dan tradisional masih sangat dijaga erat. Setidaknya dapat mengingatkan kita bahwa ada beberapa tempat yang masih peduli untuk melestarikannya.