
Kafe seperti layaknya adalah satu satu tempat popular berkumpul untuk menikmati suasana. Tentunya akan bisa menerima nilai lebih terutama dalam pembelajaran informasi ataupun pengetahuan dalam memperkenalkan cita rasa yang ada di menu mereka kepada khalayak umum bahkan yang awam sekalipun.
Pigeonhole Coffee adalah sebuah kafe yang terletak di Blok P2 No 1 Sektor 1, Jl. Merpati IV no.20, Bintaro sektor dua, Jakarta Selatan. Seperti hal satu maupun yang lainnya, saya selalu suka menemukan tempat khususnya kedai, resto ataupun kafe yang terletak di jalan satu arah. Jadi untuk menemukan Pigeonhole Coffee, tentunya sangat mudah, terletak di sebelah kanan jalan utama tersebut. Dan disebelah kiri ada jalur kereta Bintaro sebagai patokannya.
Setelah beberapa kali kehadiran saya ke tempat ini yang selalu penuh, akhirnya dapat kesempatan untuk singgah cukup lama di tempat ini. Dengan sentuhan sedikit high-key, shaby chic dan homey, saya yakin buat kamu yang ingin selfie atau group foto bisa menemukan spot-spot khusus disini. Terutama iconic spot mereka didepan kafe itu tersendiri, dihiasi mural yang pastinya akan diingat dan cukup berkesan dengan kemudahan untuk dicerna oleh yang melihat dan berkunjung ke Pigeonhole Coffee.
Tempat ini walaupun mungkin bisa dibilang sama seperti kafe lainnya yang memiliki suasana nyaman dan simplicity, ada hal- hal yang perlu disimak yaitu perkenalan dengan mereka yang berkerja dan mengelola tempat tersebut kepada saya, yaitu pengunjung yang ingin mengetahui lebih lanjut, baik hal satu ke lainnya; seperti menu, kopi, dan teh.
Magic salah satu menu yang ditawarkan mereka adalah perpaduan dua shot Ristretto dan susu. Dan disarankan sebagai complimentary hidangan yang cocok dipadu oleh yang manis-manis, seperti potongan Lime Pound Cake yang tersedia di tempat. Dan di saat malam tiba tentunya saya perlu cemilan yang setidaknya menahan saya untuk makan malam, pilihan pun jatuh kepada Artisan Tea yaitu teh yang dibuat oleh cara siphon dan pempek palembang.
Siphon itu tersendiri seperti dijelaskan oleh mereka kepada saya, merupakan salah satu tehnik brewing yang sangat kuat untuk memperkuat cita rasa bahan itu tersendiri. Mungkin terlalu kuat, tapi ntah dalam proses siphon itu cukup menarik begitu juga rasa teh itu sendiri bisa mirip dengan kopi. Dengan sentuhan sedikit pedas bisa membuat mata terbuka bahkan, alternatif sangat bagus buat yang tidak mau kopi di malam hari supaya menghindari susah untuk ngantuk. Dan sembari itu barista ditempat memperkenalkan saya tentang taster’s flavour wheel. Salah satu landasan terpenting dalam industri kopi yang konon katanya rilis tahun 1995.
Hal yang patut disenangi yaitu beberage (dan mungkin pastry) yang saya cicipi disini semua locally made dari biji-biji kopi sampai dedaunan teh yang digunakan dalam brewing. Tentunya banyak tersedia vendor yang titip edar di tempat ini jadi buat pengunjung bisa mengetahui dan membeli banyak variant produk lokal di Indonesia bahkan sampai Thailand sekalipun. Walau memang tidak bisa buat tempat kumpul yang cukup besar, tempat ini sudah terbalas dengan kenyamanan, hospitality dan informasi yang didapat dengan cuma-cuma.