
Sebagai program belajar untuk presentasi karya Mahasiswa dan Mahasiswi ke publik, DKV Universitas Bunda Mulia dan GarisBawah mengadakan acara berjudul “Serasa.Se(ribu)ragam” yang diadakan sebuah kampus di kawasan Ancol, Jakarta utara. Pameran Serasa.Se(ribu)ragam diadakan 4 hari lamanya dengan berbagai macam program seperti seminar, eksebisi berupa digital poster, workshop dan talkshow. Proyek ini bertujuan sebagai ajang pameran karya dari tugas para Mahasiswa dan Mahasiswi Universitas Bunda Mulia yang diharapkan mendapat apresiasi publik dan memberi jejak dalam eksistensi dunia Desain Komunikasi Visual.
Acara Serasa.Se(Ribu)ragam mengajak publik dalam menelaah tema kesetaraan melalui eksebisi digital poster dari para submisi Mahasiswa dan Mahasiswi Universitas Bunda Mulia. Program lainya seperti workshop, seminar dan talkshow yang diadakan mengembangkan arti dari ‘kesetaraan’ itu sendiri. Para partisipan dapat belajar dan memperoleh wawasan oleh berbagai pakar dari beragam industri kreatif. Tujuan ini supaya bisa mengembangkan minat dan cara berkarya melalui kreativitas yang berbeda-beda dalam mencapai atau tujuan yang setara.
Selama acara berlangsung dari tanggal 2 sampai dengan 6 Mei 2017, Serasa.Se(ribu)ragam menyuguhkan workshop dalam berkarya dari seni cat air, pengembangan infografis di rana tv komersil, dan kaligrafi oleh Muhammad Taufiq, Okky Chrisandra dan Nikko Purnama. Seminar disatu sisi membahas cara mengembangkan dan membuat karya ataupun portofolio oleh Renata Owen dan Evan Raditya.
Pada waktu acara berlangsung, pengunjung dapat melihat hasil karya Mahasiswa Mahasiswi di galeri DKV UBM yang terletak di gedung utama lantai 5. Di dalamnya terdapat berbagai macam karya-karya, dari fashion desain, fotografi, perancangan buku sampai ilustrasi yang di tampilkan termasuk hasil karya dari Mahasiswa dan Mahasiswi yang masih melanjutkan pendidikan.
Untuk pamerannya menampilkan hasil kurasi submisi karya para Mahasiswa dan Mahasiswi dalam bentuk digital poster. Di setiap poster mereka menyampaikan arti kesetaraan masing-masing melalui cara yang berbeda. Baik tentang gender, ras, dan perihal lainnya yang memiliki peran sama atau equality.
Penutup acara diakhiri dengan Talkshow yang mengundang Wangsit Firmantika dan Reinhard Andersen yang membahas keanekaragaman cara berkreativitas. Kemudian di akhir acara, ada penyerahan ketiga juara yang mendapatkan piala dan sertifikat prestasi yaitu Adrian Wjiaya, Arza Danuanzah, dan Steven. Ditutup dengan sesi foto bersama panitia dan pengisi acara lainnya.
Secara garis besar acara ini diselenggarakan sebagai wadah untuk mengapresiasikan bahwa berkarya bisa menggunakan berbagai macam cara untuk menyampaikan satu rasa. Tidak ada jenis karya yang beda namun setara dalam menyampaikan suatu hal. Disatu sisi bahwa pembelajaran dalam berkarya tidak harus muluk-muluk, yang penting bisa dikerjakan sebisa mungkin, karena sesuatu yang tampak bagus belum tentu juga bisa diterima oleh khalayak umum. Terutama yang tidak menyetarakan kreativitas hasil dengan tujuan ataupun pesan yang ingin disampaikan.