Ada yang pernah mendengar tentang Ultigraph? Bagi yang belum pernah, Ultigraph sejatinya adalah sebuah acara yang menaruh fokusnya di bidang Desain Grafis dan Animasi, serta menjadi wadah bagi desainer kreatif di Indonesia yang diselenggarakan oleh mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara, Serpong, Tangerang.

Pada tahun 2016 ini, Ultigraph mengangkat tema besar “Emphaxis” yang diambil dari dua kata kunci; “Emphasis” yang berarti penekanan, dan “Axis” yang berarti titik pusat. Dengan tema Emphaxis tersebut, Ultigraph berharap para insan muda kreatif dapat kembali melihat ke dalam diri mereka untuk mengembangkan dan menemukan ciri khasnya masing-masing.

Dalam serangkaian acara Ultigraph, para pengunjung selalu disapa dengan panggilan  “Anatta”, yang berarti aku dalam bahasa Sansekerta. Sosok Anatta dilambangkan ke dalam sebuah karakter yang kerap membawa gendang di genggamannya. Dalam setiap perjalanan yang ia lalui, Anatta belajar cara bermain gendang dari berbagai tokoh-tokoh hebat di sekitarnya. Setelah belajar sekian lama, ia pun merasa jenuh karena selama ini hanya meniru ritme yang dimainkan oleh tokoh-tokoh tersebut. Akhirnya Anatta memberanikan diri untuk menciptakan ritmenya sendiri, sehingga ia mampu menemukan kunci menuju kesuksesannya.

Serangkaian cerita tokoh Anatta yang membawa gendang tersebut merupakan simbolisasi dari keseluruhan konsep acara Ultigraph. Anatta, atau para pengunjung Ultigraph yang memiliki gendang atau kreatifitasnya masing-masing mulai mengamati dan mempelajari berbagai hal dari tokoh-tokoh hebat yang diundang oleh tim Ultigraph sebagai narasumber lokakarya maupun seminar dalam acara tersebut. Setelah mempelajari banyak hal, para Anatta juga mendapatkan kesempatan untuk menemukan dan menunjukkan ciri khasnya sendiri dalam bentuk pameran Ultigraph. Pada akhirnya, para Anatta dapat meraih kunci keberhasilan mereka dalam acara Awarding Night Ultigraph.

Pada tanggal 12 Mei lalu, saya berkesempatan untuk berbincang dengan Lidwina, seorang mahasiswa UMN yang bertanggung jawab sebagai ketua pameran Ultigraph 2016. Lidwina yang pada siang itu terlihat enerjik dan penuh semangat dengan ramah membagikan ceritanya dalam menyusun pameran Ultigraph. Tema yang diangkat pada pameran Ultigraph tahun ini adalah, “Bagaimana Aku Melihat Dunia”.

Banyak hal berbeda yang terjadi pada pameran tahun ini, salah satu perbedaan yang paling signifikan adalah; karya-karya submisi pameran tidak dikurasi oleh kurator dari luar lingkup UMN. Melainkan, panitia membentuk tim kurator sendiri, dan mereka meng-kurasi karya-karya yang masuk secara bersama-sama. Dalam proses kurasi tersebut, mereka didampingi oleh salah seorang dosen UMN yang telah memiliki pengalaman dalam proses kurasi. Lidwina juga bercerita bahwa keberanian mereka dalam membentuk tim kurasi juga didorong oleh dukungan para seniman yang tergabung dalam Komunitas Ruang Rupa.

Tim Ultigraph 2016 sempat melakukan berbagai kegiatan sosialisasi ke kampus-kampus lainnya, termasuk yang berada di luar kota seperti Institut Teknologi Bandung. Hal tersebut mendapatkan respon yang cukup baik. Tercatat ada 11 karya buatan mahasiswa luar UMN yang berhasil lolos proses kurasi. Sebelas karya tersebut sebelumnya telah melewati proses yang menurut Lidwina cukup panjang, “Saat proses kurasi, kami sempat berdebat cukup sengit.”

Kira-kira apa yang membuat tim kurator berdebat cukup sengit? Ternyata, untuk lolos dari proses kurasi tersebut, sebuah karya harus memiliki nilai yang cukup dalam tiga hal berikut; kesesuaian dengan tema, kematangan konsep, dan kesesuaian antara konsep dan karya. Jadi, penilaian tidaklah terpaku dengan keindahan teknis semata. Sebuah karya juga akan mendapatkan nilai lebih apabila mengandung isu sosial di dalamnya.

Karya yang berhasil meraih gelar “Best of the Best” pada Awarding Night tanggal 14 Mei 2016 lalu di GoetheHaus Menteng adalah “Observasi” oleh Dinan Hadyan.

Selain itu, Ultigraph juga menjalin kerja sama dengan Kreavi, dimana nantinya Kreavi akan memilih salah satu karya pameris Ultigraph, dan meng-feature karya tersebut di berbagai media sosial Kreavi. Selamat kepada panitia Ultigraph 2016 yang telah berhasil mengakhiri acara tersebut dengan sangat sukses! Semoga kita dapat berjumpa lagi di Ultigraph selanjutnya!

Sumber Foto : A.Astari


A.Astari

Seorang ilustrator yang mencoba untuk mengisi kekosongan di antara gagasan dan kata-kata dengan membuat ilustrasi, dimana ketiganya memiliki porsi yang sama-sama penting.

Artikel-artikel terkait