Setelah beberapa lama tidak menonton seni tari tradisional yang satu ini, minggu lalu diajak bersama beberapa teman untuk menghadiri perayaan ulang tahun W.O (Wayang Orang) Bharata yang ke -44 bertajuk “Bambang Pramusinto” pada tanggal 20 Agustus 2016.

Beberapa saat sebelum mulai, kami bergegas menempati kursi di balkon. Beberapa teman yang lain memilih makan ketoprak di dalam karena malam itu antriannya lumayan. Bersyukur saya sudah makan ketopraknya sebelum masuk jadi tinggal tenang siapin kamera.

Setelah sambutan, munculah para sesepuh dengan lakon dan tarian yang unik ala Jawa. Dilanjutkan penyerahan Irah-irahan, Belangkon dan Sampur ke generasi berikutnya untuk regenerasi budaya; para pemain, seniman dan punggawa penerus kesenian tradisional wayang orang di W.O Bharata.

Suatu keistimewaan pada lakon malam ini dipentaskan oleh para pemain dari W.O Remaja Bharata, yaitu dari generasi ke 7 dan ke 8, dari pemain wong cilik sampai para remajanya. Sangat menarik melihat mereka yang masih muda sekali menggenakan kostum wayang.

Alkisah Ksatria Bambang Pramusinto yang mengabdi kepada Prabu Tegalelana, seorang raja muda di Kerajaan Bulukatiga. Ketika saling temu keluarga, Prabu Tegalelana jatuh hati dengan istri Bambang Pramusinto yang bernama Dewi Sayekti dan ingin merebut sang Putri.

Dibuatlah siasat untuk mengirim surat kepada Raden Arjuna, salah satu dari Pandawa, bahwa Bambang Pramusinto berniat mempersunting Dewi Wara Subadra yang merupakan istri Raden Arjuna. Disuruhlah adiknya, Raden Tegamurti untuk menyuruh Bambang Pramusinto yang membawa surat itu kepada Raden Arjuna.

Sementara itu, Raden Tegamurti juga naksir adik Bambang Pramusinto yang bernama Dewi Pramuwati yang sudah bersuamikan Raden Sabekti, adik Dewi Sayekti. Terjadilah perebutan dan Raden Sabekti kalah setelah dikeroyok Prabu Tegalelana dan Raden Tegamurti. Dewi Pramuwati dan Dewi Sayekti diboyong ke istana sementara Raden Sabekti melarikan diri dengan luka parah.

Bambang Pramusinto yang sedang menjalankan tihtah sang Prabu, walaupun terhadang halangan-halangan (lucu). Saya sangat menikmati pertempuran antara pemeran Bambang Pramusinto dengan cakil-cakil cilik yang unyu-unyu ini.

Maaf adik Cakil, kerisnya ndak mempan sama kesaktian Bambang Pramusinto.

Setelah mengalahkan para cakil… atau para cakil mengalahkan diri mereka sendiri, lanjutlah perjalanannya. Namun ketika bertemu dengan Raden Arjuna, terjadilah salah paham akibat membaca surat tersebut dan dengan murka, beliau menghantam Bambang Pramusinto. Sang Ksatria yang tidak tahu menahu soal isi surat tersebut langsung membela diri.

Pertarungan sengit tidak terlekkan lagi antara sang Ksatria dan sang Raden.

Beruntunglah Dewi Tegawati, yang merupakan adik Prabu Tegalelana, tidak setuju dengan siasat itu dan menjelaskan kepada Kresna dan keluarga Pandawa tentang tipu muslihat kakaknya.

Saat mereka berkumpul, tidak disangka terkuak juga bahwa Bambang Pramusinto adalah putra dari Nakula, adik Raden Arjuna, dan berarti merupakan keponakan dari sang Raden. Untunglah kesalahpahaman tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan mencegah pertumpahan darah.

Setelah menghatur hormat kepada para Pandawa; ayah dan paman-paman mereka, Bambang Pramusinto dan Raden Sabekti yang pulih, kembali ke kerajaan Bulukatiga untuk menyelamatkan Dewi Sayekti dan Dewi Pramuwati. Terjadilah perang dengan Prabu Tegalelana dan Raden Tegamurti. Dengan kekuatan mereka, Bambang Pramusinto dan Raden Sabekti berhasil membunuh Prabu Tegalelana dan Raden Tegamurti.

Adegan diakhiri dengan tarian manis diantara pasangan-pasangan ini. Sungguh pergelaran yang bagus untuk juga mengajarkan nilai-nilai budaya dan budi pekerti seperti yang ditonjolkan oleh Bambang Pramusinto yaitu Ksatria jujur, sederhana dan berbakti dalam tugas.

Suatu keharuan juga bagi saya menyaksikan pertunjukan wayang dan adat Jawa masih kental dan diteruskan oleh generasi berikut; adik-adik kecil dan generasi-generasi yang penuh kekeluargaan menurunkan budaya ini, bekerja sama melestarikan Wayang Orang Purwa. Apresiasi juga diberikan para penonton yang menikmati pergelaran mereka dan berulang kali tepuk tangan bergema sepanjang pertunjukan.

Selamat ulang tahun Wayang Orang Bharata dan Wayang Orang Tunas Bharata. Semoga terus berkarya dan meneruskan budaya Indonesia.

Facebook: @wobharata & @wo.remajabharata

Alamat: Gedung Bharata Purwa
Jl. Kalilio No. 15, Senen, Jakarta Pusat

Reservasi: Bapak M. Yunus : 0856 1211 842


101monkeymagic

Sesosok monyet yang menyukai coklat, kopi dan terkadang teh. Menyukai apa saja yang berbentuk fantasi dan sembari lalu berkelana.

Artikel-artikel terkait