
Memulai sebuah ketertarikan akan sesuatu tidaklah sulit, yang penting berawal dari kemauan, tidak harus ribet dalam menjalankan sesuatu. Ungkapan inilah yang terlintas oleh GOOGS saat mencerna salah satu karya Andhie Kusnadi. Sebuah karya fotonya yang menggambarkan tulisan semprotan pilox “Cinta” di belakang pintu sebuah mobil truk.
Orang bilang cinta rumit, perlu pengorbanan, perjuangan. Anehnya terkadang cinta bisa sederhana, se-sederhana coretan di belakang truk – Andhie Kusnadi via @andhiekusnadi :: Instagram
Andie Kusnadi mulai menekuni fotografi diawal kwartal tahun ini sembari kuliah di Universitas Bunda Mulia. Ia tertarik untuk menelaah keadaan sekitar hingga menjadi sebuah cerita dan konsep yang memiliki nilai sentimentil tersendiri. Dari situ Andhie mulai mendokumentasikan apa yang dia lihat dengan kameranya. Dari sebuah ketertarikan sebatas keadaan sekitar, telah membuatnya suka dengan fotografi dan membuka pikirannya untuk terus berkarya. Semua itu dituangkan olehnya menjadi seri fotografi yang bersifat dokumenter.
Kini Andhie Kusnadi sedang mempersiapkan diri untuk pameran kolektif fotografi berjudul ‘BLIXT’, yang akan diadakan awal tahun 2016 di bilangan Jakarta Selatan bersama 5 fotografer lainnya yaitu Ong William Joe, Stella Randy, Marsella Goivani, Thalia Wijaya, dan Catherine Asterina. Yuk kita simak perbincangan GOOGS bersama Andhie Kusnadi.
Sejak kapan berminat untuk menekuni fotografi?
Saya mulai berminat untuk menekuni fotografi sekitar April tahun ini, semenjak dapat mata kuliah tentang fotografi di kampus.
Apa alasan kamu menyukai fotografi dokumenter dibandingkan yang lainnya?
Saya lahir sebagai anak tunggal dan masih jarang keluar rumah. Dan setiap saya bisa keluar rumah, journey itu selalu berkesan buat saya.
Apakah ada idola atau panutan yang menginspirasi dalam fotografi dokumenter?
Fanny Octavianus, fotografer dan editor di Antara News. Foto beliau mayoritas berwarna hitam putih/monochrome dan punya makna yang sangat dalam.
Dan ada juga ada fotografer asal Amerika, Vivian Maier, seorang pengasuh anak yang sambil bekerja mengasuh anak, sering mendokumentasikan perjalanannya lewat foto, film, dan rekaman audio.
Adakah cerita seru atau moment berkesan ketika berfoto?
Pernah sekali saat saya berkunjung ke PopCon Asia 2015. Segmen acara yang saya tunggu-tunggu ternyata tidak jadi atau mungkin dipindahkan harinya. Berhubung teman-teman saya sudah pulang duluan, saya pulang sendiri.
Dalam perjalanan pulang malam itu, momen untuk foto ‘hilang kontak’ pun terwujud. Foto tersebut lokasinya di halte busway dimana dua orang asik main hp tanpa sadar ada orang-orang didekatnya. Kalau saya pulang lebih cepat, bisa saja saya tidak akan mendapatkan foto tersebut.
Kamu yang sekarang sedang menjalani kuliah dan mengambil jurusan DKV, apakah akan terus berkecimpung dalam dunia fotografi?
Untuk fotografi akan berdampingan dengan kuliah. Saya pingin coba videografi juga.
Membahas masalah equipment, alat ataupun aksesoris kamera, biasanya kamu menggunakan apa saja untuk foto?
Saya menggunakan DSLR Canon 1200D dengan lensa 18-55mm.
Dalam menekuni sesuatu yang disenangi pasti ada kendala. Apakah kamu pernah menghadapi kendala tersebut?
Saya masih belum benar-benar bisa jauh dari rumah, jadi foto saya masih sangat terbatas area-nya.
Bagaimana jalan keluarnya untuk menghadapi kendala tersebut?
Mencari momen ditempat yang sudah kita sering kunjungi, lebih sulit dibandingkan tempat yang baru kita kenal. Di tempat yang sudah biasa kita lewat, pasti sudah tahu jelas apa saja yang menarik disana. Dari yang awalnya objek menarik tentu jadi membosankan.
Carilah momen dengan membuat diri tersesat. Disitulah kita akan diuji untuk tes seberapa luas nalar kita, bahkan tanpa harus mengandalkan alat, equipment dan aksesoris kamera sebagai kelengkapannya.
Dengar-dengar awal tahun depan kamu akan berpartisipasi di pameran ‘BLIXT’. Bagaimana awalnya kamu memutuskan untuk ikut serta dalam pameran ‘BLIXT’?
Selama saya kuliah, pelajaran yang paling saya suka dan tekuni adalah fotografi karena ternyata ruang lingkupnya yang lebih luas dari yang saya duga. Lalu ada rencana dari teman-teman untuk mengadakan pameran, dan saya memutuskan untuk ikut.
Apa yang kamu bisa ceritakan tentang pameran BLIXT yang berhubungan dengan karya foto kamu yang akan tampilkan?
Kalau dari segi saya pribadi, pameran BLIXT adalah katarsis, pembaruan diri kami.
Berapa karya yang akan kamu tampilkan di pameran ‘BLIXT’ ?
Yang akan ditampilkan kemungkinan tidak pernah diperlihatkan baik di portfolio dalam bentuk offline ataupun online. Untuk yang dicetak dan ditampilkan ada dua karya, sedangkan foto lainnya akan dimasukkan di photobook kami, ‘BLIXT’.