
Gata Anjanaviadi adalah sang komikus muda yang baru mulai dua dan tiga tahun belakangan ini di dunia Instagram menggambar komik. Dengan menggunakan unsur komedi ia membuat para netizen yang mengikuti akunnya terhibur dengan gaya dan gambarnya yang sangat khas.
Ia membuat karakter yang sangat jenaka dalam bentuk bayi, “Si Tankhi”. Dengan menggunakan twist kata-kata secara harfiah, mengundang arti sebenarnya ataupun tidak, menjadi efek komedi yang di visualisasikan melalui “Si Tankhi” ini. Ia juga menggunakan beberapa unsur pop culture yang up to date sehingga bisa korelasi dengan keadaan para pembaca. Dan semua itu dituangkan lewat akun sosial media di Instagram bernama sitankhi.
Hasilnya tentu jadi Humoris.
“Si Tankhi”, karakter yang dibentuk sedemikian rupa telah membuka jalan banyak kepada Gata Anjanaviadi begitu juga bersama teman-teman seperjuangan para komikus lainnya. Gata sering mengungkapkan bahwa dia masih tidak menyangka semua ini terjadi dengannya saat wawancara bersama GOOGS di POPCON 2017.
Kenapa kamu menjadi komikus, memilih unsur komedi dan membuat “Si Tankhi”?
Saya sebenarnya memilih untuk membuat komik karena tidak bisa menggambar. Saya sebagai orang desainer mendapat pelajaran waktu kuliah untuk belajar menggambar realistis tetapi hasil yang saya buat tidak mirip dan beda. Karena hal itu, dan ternyata nyaman untuk menggambar doodle bayi terus-menerus, lahirlah sebuah tokoh komik “Si Tankhi” ini.
Sedangkan humor yang saya implementasikan di komik “Si Tankhi” berasal dari candaan internal kampus bersama teman-teman. Saya disarankan oleh mereka untuk memulai bikin komik mengkombinasikan kedua hal tersebut.
Saya akhirnya bikin akun baru terpisah dan mulai menggambar komik dengan karakter “Si Tankhi”. Dan sebenarnya komik “Si Tankhi” sempat mengalami jeda cukup lama dari saya lulus kuliah. Saya mulai aktif melanjutkan komik “Si Tankhi” sewaktu senggang saat kerja.
Berarti kamu lulus kuliah tahun?
Saya lulus tahun 2010 dari kampus BINUS jurusan DKV.
Berarti kamu kerja dimana sekarang?
Saya kerja di platform online e-commerce.
Sedangkan dalam memulai komik “Si Tankhi” ini sejak kapan?
Baru kok. Sekitar dua atau tiga tahun yang lalu.
Kenapa merepresentasikan “Si Tankhi” melalui karakter doodle bayi?
Karena saya suka bayi dan enak digambar, proposinya tidak susah.
Apa arti dari “Si Tankhi”?
Dulu di kampus teman-teman menyebutnya si ‘bocah kentang’. Berhubung di akun IG harus ada nama, akhirnya saya memutuskan nama “Si Tankhi”.
Mungkin ada hubungan dengan budaya anak jaman sekarang, kalau berkata suka dibalik-balik dan karena berhubung saya suka otomotif, jadilah nama ‘Tankhi’ (tangki). Kata itu pun kalau dibalik artinya ‘khitan’ (sunat).
Bagaimana responnya setelah kamu publikasikan “Si Tankhi”?
Absurd sih. Sebenarnya komedi saya itu dibuat dan dimengerti hanya untuk kalangan internal saya. Dan ternyata joke internal itu dimengerti dan bisa dicerna oleh orang lain. Hal itu bonus banget dan saya berterima kasih buat para pembaca yang mengerti.
Ada beberapa unsur pop culture yang kamu implementasikan, seperti ada Sadako dan Power Rangers. Apakah hal itu disengaja atau memang menyukainya?
Karena dari keseharian saya, seperti waktu saya kecil nonton Power Rangers dan juga suka nonton Sadako(The Ring). Saya membawa memori-memori itu ke gambar dan di-twist aja soalnya lucu.
Ada kata “Pyar” sebagai komedi efek di panel akhir. Kenapa memakai kata “Pyar” tersebut?
Saya memakai “Pyar” sebagai punchline, ibarat kata kalau di komedi menjadi pengganti suara drum diakhir standup comedy.
Bagaimana kamu bisa join Komikinajah?
Karena saya bikin komik dan kenal sama komikus yang lebih ada lebih dulu namanya Dasargila dimana dia sudah jadi bagian dari komunitas Komikinajah, saya bersama komikus Getgoh diajak untuk ikut bergabung. Kebetulan waktu itu lagi dalam masa pembentukan.
Akhirnya sampai sekarang saya ikut kontribusi di komunitas Komikinajah. Berkat itu saya dapat kenalan dan teman-teman baru dari Komikinajah. Sangat ber-faedah sih.
Apakah kamu mengenal komikus Dasargila dan Getgoh sebelum Komikinajah?
Saya kebetulan satu kampus dan seangkatan dengan Dasargila dan Getgoh. Itu tidak disengaja sih sebenarnya. Dan tidak menyangka sepaham bahwa kita bertiga suka gambar komik.
Apakah kamu memiliki referensi dalam berkomik?
masdimboy, Dasargila dan Tahilalats.
Membahas tentang perkembangannya sekarang. Bagaimana penilaian kamu sebagai salah satu yang terjun langsung di skena komik saat ini?
Nah, dulunya komik lokal itu kan dipandang sebelah mata. Tetapi berkat Instagram, sebagai salah satu wadah sosial media gratis untuk promosi, orang awam bisa melihat bibit-bibit lokal komikus dan ilustrator yang jago-jago. Kesannya kalau dulu sangat underground, sekarang jadi lebih terlihat oleh orang umum.
Beberapa kan udah lama menjadi inking-nya Marvel ataupun DC. Berkat Instagram ini, orang awam jadi mulai tau ternyata ada beberapa dari kita yang ikut peran di skala Internasional.
Disatu sisi Instagram sangat mudah diakses, tidak perlu repot belajar untuk menggunakannya, dan apa-apa tinggal nge-post aja. Karena Instagram ini, kita sebagai pelaku tidak bisa jadikan alasan untuk kurang bisa menggambar dan lain-lainnya.
Kalau generasi millenials seperti anak-anak jaman sekarang apakah mereka tertarik dengan komik?
Anak-anak jaman sekarang justru melek dan banyak yang menyadari hal ini. Di group ada komikus masih muda juga, dari yang masih SD dan juga SMP. Lewat group, kita dukung mereka dengan pengetahuan yang kita miliki. Karena potensi atau bibit ini kan sayang apabila tidak dikembangkan; Apalagi komik itu bukan hal yang jelek, justru bagus, dan kreatif.
Ada beberapa postingan Instagram kalau kamu berkerja sama dengan pihak tertentu seperti hal endorsement via sosial media. Bagaimana ceritanya hal tersebut bisa terwujud?
Itu random banget sih. Endorse itu datang dengan sendirinya. Waktu itu ada brand jam tangan kirim email ke surel yang saya pasang di Instagram, dimana saya sangka spam. Saya balas aja toh nothing to loose ya. Ternyata dibalas oleh mereka. Tidak lama, saya dikasih barangnya untuk dipromosikan dan post setidaknya 3 kali dalam waktu yang tidak ditentukan.
Kamu dapat apa dari endorsement sama mereka?
Jam yang dikirim oleh mereka.
Bagaimana reaksi kamu diberikan kesempatan-kesempatan seperti ini?
Saya kaget sih pastinya dan sangat senang karena hal ini tidak direncanakan dan bukan cita-cita saya juga, dimana saya mendapat respon dari berbagai pihak. Berkat itu juga saya mendapat banyak relasi baru.
Terlihat saat datang di booth kamu bersama yang lain ada bentuk action figure “Si Tankhi”. Bagaimana bisa terjadi? Apakah mirip dengan cara endorsement tadi?
Caranya sama, waktu itu ada yang email dari studio pembuat mainan asal Bogor bernama BStoysStudio. Ia mengajak kolaborasi dan saya menyetujuinya, karena ini merupakan kesempatan karakter saya menjadi bentuk mainan.
Berarti rencana kedepannya apa aja nih selain action figure “Si Tankhi”?
Saya mau jadikan “Si Tankhi” gimmick seperti brand Paul Frank. Saya mau menjadikan figur “Si Tankhi” dalam bentuk merchandise tidak cuma dua dimensi saja. Makanya, kerjasama dengan BStoys merupakan hal dan langkah pertama untuk mewujudkan “Si Tankhi” menjadi merchandise.
Apakah ada dampak dalam kehidupanmu semenjak buat komik “Si Tankhi”?
Secara tidak langsung, saya bertanggung jawab untuk post terus menerus karena “Si Tankhi” sudah memiliki pembaca sendiri. Dengan menjadwalkan post, saya mengatur pola untuk diriku supaya tidak asal-asalan. Hal ini sangat membantu untuk belajar jadi teratur karena ini kan brand saya sendiri bukan punya orang lain.
Apakah ada kesan pesan untuk para pembaca, sesama komikus dan orang awam sekalipun?
Quote yang saya terus terapkan ke diri sendiri bahkan ada di “Si Tankhi” sih, ‘lemesin aja’. Ibarat kata untuk bagi semua yang ingin mencoba sebenarnya tidak perlu memikirkan hal lain, yang penting berkarya atau jalanin aja dulu, soalnya kalau belum dicoba kan kita tidak akan tau arahnya bakal kemana.