Hybrid Animal adalah sebuah projek akustik terdiri dari Holly Forrest dan Jamie Crooks. Meskipun mereka masih baru, mereka telah memiliki beberapa lagu dan bahkan tur open mic di Inggris. Diberi kesempatan untuk bertemu mereka di Star Bucks Gandaria City, mereka berbicara tentang nama, proses kreativitas belakang Hybrid Animal, bagaimana perkembangan musik di Indonesia dan tentu saja; Apa rencana di masa depan untuk Hybrid Animal.

 

Bagaimana kalian menentukan Hybrid Animal sebagai nama projek?

Jamie: Hybrid Animal sebenarnya nama panggilan saya dari seorang teman di sekolah. Saya berpikir bahwa Hybrid Animal sebagai nama band yang pasti keren. Dan saya pikir kenapa tidak? Holly dan saya mencintai beragam musik dan mencoba untuk mengintegrasikan semuanya dalam wadah yang sama.

Bagaimana kalian berdua bertemu?

Jamie: Aku bertemu Holly di kelas musik. Ketika sepulang sekolah, Holly meminta saya untuk berkolaborasi bersama-sama. Holly memiliki banyak stok lirik dan saya tertarik.

Holly: Karena Jamie terlihat yang paling menonjol di kelas musik. Bahkan menkoreksi guru musik kita..jadi setelah kelas saya meminta Jamie untuk berkolaborasi.

Bagaimana kalian membuat musik?

Jamie: Saya mendapatkan lirik dan beberapa kunci nada melalui Holly. Setelah itu kami bersama-sama ngejam dan merekam yang sudah matang.

Holly: Saya membuat lebih dari satu lirik setiap hari. Mungkin karena ketika kamu melakukan sesuatu, kamu tidak bisa berhenti sampai selesai. Mungkin karena itu saya banyak stok lirik. Tambahan dan nada-nada lain Jamie yang bantu.

Suara musik Hybrid Animal ekspresif. Ada satu lagu berjudul ‘Eyes’ yang menyatu dengan banyak genre. Apa yang mempengaruhi musik Anda?

Holly: Aku lebih sering mendengarkan musik alternatif, tapi Jamie semua jenis musik.

Jamie: Kurang lebih. Saya tidak membatasi apa genre atau musik yang saya dengarkan karena ada banyak keragaman dalam musik yang bisa menjadi inspirasi.

Eyes itu sendiri terdengar berbeda dari trek yang lain . Apakah masa depan Hybrid Animal akan mengubah format mejadi band?

Jamie: Ya saya tidak ingin menutup kemungkinan untuk eksplorasi musik. Jika hybrid Animal akan menjadi sebuah band. Kenapa tidak?

Bagaimana kabar gigs Hybrid Animal sejauh ini?

Holly: Kami tampil di Yolo Kemang. Sewaktu itu benar-benar pertama kalinya kami tampil di luar sekolah. Sejujurnya saya benar-benar gugup dan kurang yakin tentang perform pada waktu itu.

Jamie: Selain tampil di sekolah dan Yolo, kami pergi mencoba open mic di Inggris. Kami berkunjung ke lima tempat disana. Sebenarnya kami pergi ke Inggris karena dua juri kami dari acara sekolah, Battle of the Bands, menyarankan itu.

Holly: Kami hampir tidak tampil di Jakarta. Mungkin karena kita tidak punya banyak pengetahuan tentang gigs di sini. Hambatan bahasa sebagian besar.

Apa pendapat Anda tentang band di sini dan musik di Indonesia?

Holly: Foreign artist terlalu banyak diiklankan. Dan acara live musik jauh lebih jarang daripada dulu. Kebanyakan DJ mendapatkan semua pertunjukan bahkan di sekolah. 8 tahun yang lalu beda, ada begitu banyak pertunjukan musik saat itu.

Ada band beberapa yang saya suka seperti Seaside dan Navicula. Aku pergi secara pribadi ke Bali untuk menonton Navicula. Saya suka lagu mereka ‘Orang utan’, liriknya terasa begitu akurat. Aku pergi untuk menonton Seaside beberapa kali. Saya suka video klip mereka yang Giggle dan Blush.

Jadi apa rencana di masa depan untuk Hybrid Animal?

Jamie: Setelah sekolah selesai kita akan pindah ke London. Mungkin sekitar akhir Mei tahun ini. Perlu istirahat setidaknya selama satu tahun, belajar melelahkan (tertawa). Pada saat itu kita akan fokus untuk musik Hybrid Animal.

Soundcloud


MTRPHN

Tergerak dengan hal-hal baru ataupun lama sembari mencoba untuk cari tau dan menyimpan hal-hal yang bisa saja terlupakan adalah apa yang memotifasi dirinya untuk menerjang tembok keterbatasan.

Artikel-artikel terkait