Bagaimana jika karya seni dipadukan dengan sebuah alat musik? Tentu saja akan menghasilkan sebuah karya yang memiliki nilai jual dan estetika yang tinggi. Itulah yang dihasilkan oleh  I Wayan Tuges yang menggeluti keindahan ukiran kayu di guitar. Tidak cuma visual tapi suara dari hasil karya beliau mempunyai keunikan tersendiri sehingga sudah diakui diluar negeri dan GO Internasional.

Dipertemukan GOOGS dengannya saat berkunjung ke Bali, Beliau  yang sudah belajar pahat patung dari jaman saat masih belia, bercerita asal usul mengukir di guitar berawal dari tantangan oleh Danny Fonfeder, pengusaha asal Kanada, sekitar tahun 2004. Saat itu belum tau apa-apa tentang guitar, I Wayan Tuges mengukir guitar yang dibawa oleh Danny Fonfeder. Kemudian Danny Fonfeder tertarik untuk mengembangkan kerajinan ukiran gitar dari I Wayan Tuges. Beliau kemudian belajar mempelajari membuat guitar dengan George Morris, ahli pembuat guitar asal Amerika kenalan Danny Fonfeder. Setahun kemudian, mereka bertiga mulai menjalani bisnis bersama dengan membuka toko pemesanan guitar, Blueberry Guitars, dimana nama Blueberry diambil dari nama anak perempuan Danny Fonfeder. Sehingga kini toko tersebut ada di pinggir jalan Baruna no.5 daerah Guwang, Sukowati Gianyar, Bali. Lokasinya sangat dekat dengan Pasar Seni Guwang. Walau kini sudah tidak menjalin kerjasama bersama yang lain, I Wayan Tuges tetap menjalani Blueberry Guitars hingga sekarang.

Motif gitar hasil beliau sangat bervariasi mulai dari motif eropa, Wayang, Folkrole dan binatang. Tipe guitar yang dibuat tidak cuma sekedar gitar akustik saja; dari elektrik bass, elektrik guitar, dan ukulele terpapar rapih di showroom-nya. Bahkan ada beberapa tipe guitar yang tidak bisa dikenali. Semua terlihat sangat unik dan memiliki nilai seni tinggi.  Beliau juga bercerita bahwa selain Blueberry Guitars, ada juga guitar buatan dengan brand “Tuges”, mengingat bahwa seharusnya nama pembuat sebagai trademark sebuah hasil karya. Memberikan banyak opsi dan pilihan bagi para pembeli untuk menikmati hasil karya beliau.

Kebanyakan karya buatan beliau tidaklah murah, minimal kita harus mengeluarkan 3000$ atau 40 jutaan rupiah untuk bisa membeli. “Justru yang banyak kostum lebih mahal. Bisa mencapai seratus jutaan Rupiah.”, tambah I Wayan Tuges saat ditanyakan tipe seperti guitar apa yang mahal untuk dibuat olehnya. Walaupun termasuk kategori mahal akan tetapi beberapa kostumer yang memesan guitar beliau masih terjangkau dibanding pemahat guitar lainnya di luar negeri, baik yang sudah tersedia ataupun kostum. Kerap memberi bonus  kepada beliau saat  kostumer datang untuk mengambil guitar bikinannya.

Harga gitar buatannya beraneka ragam tergantung bahan dan cara pembuatan yang dipakai serta tingkat kesulitan dalam ukiran gitarnya. Untuk menghasilkan gitar siap pakai, dibutuhkan minimal sebulan sampai setahunan. Dalam tingkat proses kesulitan sebenarnya tidak cuma dari permukaan saja akan tetapi badan guitar tersebut, harus diperhatikan. Beliau memberitahu bahwa khususnya guitar akustik, dengan treatment kusus terutama di badan gitar bisa menghasilkan suara beda dari yang lain. Guitar buatannya terbentuk dari bahan-bahan kayu lokal dan impor pilihan seperti rosewood, mahogany, maple dan eboni.

Untuk masalah pembeli, I Wayan Tuges mengakui bahwa pasar lokal masih belum terlalu minat dan masih terpaku dengan merek-merek besar guitar seperti Fender dan Gibson. “80% pembeli saya dari barat. Sedangkan untuk peminat dari lokal bisa dibilang 20%.”, tambah I Wayan Tuges. Walaupun begitu nama-nama yang sangat tidak asing di Indonesia justru sudah mengenal produk beliau. Seperti mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Dewa Budjana, Balawan, Tohpati, dan Eros Djarot, yang sudah jadi pelanggan guitarnya. Sedangkan dari luar negeri beberapa musisi hingga aktris Hollywood sudah memiliki guitar buatannya seperti Rickie Monroe, Margaret Cho, Kevin Charles, dan Karl Wolf.

 

Kontak

Instagram : @wayantuges

Facebook : Blueberry Guitars

Telp : +089668144839

Blueberryguitars


MTRPHN

Tergerak dengan hal-hal baru ataupun lama sembari mencoba untuk cari tau dan menyimpan hal-hal yang bisa saja terlupakan adalah apa yang memotifasi dirinya untuk menerjang tembok keterbatasan.

Artikel-artikel terkait