Bedchamber bukanlah sekedar hanya perjalanan bagi mereka yang sedang mengalami transisi akan tetapi sebuah perjamuan untuk kita yang mendengar musik nostalgic. Dengan gaya nyanyi yang sekilas seperti Martin Bramah, Blue Orchids, yang seakan-akan berbicara ditambah dengan efek reverb dan sedikit echo. Dilengkapi oleh melody petikan guitar yang merajam kuping kita dengan manis ala jangly popVery dreamy, Itu mungkin adalah tanggapan sewaktu mendengar mereka saat bermain di Art Market #4 beberapa hari lalu. Band yang masih termaksud baru ini sudah rilis album EP Perennial lewat Kolibri Records semenjak tahun lalu dan tidak lama tahun ini sudah mengeluarkan videoclip dengan judul yang sama.

 

 

Dipertemukan dan berbicara dengan mereka dibelakang panggung Art Market #4. Ratta Bill (Vokal), Abi Chalabi(Guitaris), Smita Kirana(Bassis) dan Ariel Kaspar(Drummer) kwartet Indie Pop dari Jakarta dengan santai berbicara dengan GOOGS.

Cerita dong gimana awalnya kalian bisa ketemu dan akhirnya bisa membentuk band ini?

Smita: Kita semua ketemu di pameran seni. Awalnya kita hanya bertiga, kemudian kita bersepakat untuk main musik bareng. Ariel yang kebetulan juga sekampus dengan Ratta , diajak untuk mengisi posisi drum di Bedchamber.

Ratta: Mungkin karena kita kebetulan semuanya kuliah Design. Jadi lebih mudah dipertemukannya.

Gimana asal usulnya kalian memberi nama Bedchamber sebagai nama band?

Ratta: Awalnya bedchamber berasal dari gagasan Smita. Karena terdengar enak di kuping kita, maka kita putuskan untuk menggunakan nama tersebut. Sadar tidak sadar, banyak hal kejadian penting yang terjadi di tempat tidur.

Karena hidup dimulai dan berakhir di tempat tidur. Kita memutuskan bahwa musik kita sebagai chamber-nya.
Ariel Kaspar Drummer Bedchamber
Inspirasi kalian bermusik darimana ?

Ariel: Travis, Blink 182.

Abi: Moldy Radja.

Smita: Gara-gara Gorillaz.

Ratta: Film School of Rock salah satu trigger saya pingin ngeband. Main guitar juga awal-awal sama seperti Ariel dengan belajar mainin gitar lagu ‘All the small things’ dari Blink 182.

Apabila dikategorikan dalam musik, menurut kalian Bedchamber itu ada apa saja?

Ratta : Selama ini sih kita menkategorikan musik Bedchamber ada Indie Pop, Dreampop dan Post Punk walaupun sebenarnya kita semua berangkat dari musik yang berbeda-beda seperti emo, pop punk, jazz dan lain-lainnya.

Tapi selama ini sih para pendengar musik kami bilang kalau kita Indie pop.

Ada rencana apa kedepannya untuk Bedchamber?

Ratta : Kita mau rilis lagi. Bukan album ataupun EP tapi kita rencana mau bikin split album bersama band dari Surabaya dalam bentuk format kaset. Satu sisi masing-masing melengkapi Side A dan Side B.Untitled-5

Untuk rilis full album dari Bedchamber kapan rencananya? Dan kira-kira mau buat perbedaan apa nih untuk rilisan berikutnya?

Semua kompak : Ada deeeeh

Ratta : Ada deeeh..tungguin aja. Rilisan berikutnya dijamin makin eksperimen dan musik kita kedepannya akan lebih mengenal segi teknis.

Ratta : Soalnya sebelum rilis album EP, kita jarang banget manggung. Mungkin baru 3 kali. Setelah EP rilis dimana kita jadi sering manggung. Kita baru tau bahwa manggung tidak sekedar plug and play.

Smita : Mungkin karena kita sering main dan mulai berinteraksi dengan alat-alat musik yang berbeda-beda. Maka kita dapat referensi dari diri sendiri tetapi disatu sisi dapat input juga dari orang lain tentang musik kita.

Ratta : Kita cuma tidak mau tampil jelek aja sih. Untuk itu kita harus deal dengan kenyataan harus belajar macam-macam. Seperti dalam segi produksi dan begitu juga live sound management. Karena kalau kita punya ide bagus untuk bermusik tapi tidak didukung hal tersebut akan sangat disayangkan nantinya. Jadi album berikutnya akan memaksimalkan hal itu.

Menurut kalian gimana perkembangan musik sekarang dengan adanya media-media format lama yang bangkit kembali?Untitled-4

Abi : Bagus pastinya. Semakin banyak alternatif dalam memilih untuk menikmati musik dari vinyl, kaset sampai CD.

Smita : History repeat itself. Saya percaya kalau sejarah itu akan bergulir. Begitu juga dengan media format lama.

Ratta : Kita menerima hal itu sebagai hal yang positif pastinya karena kita juga rilis berikutnya akan berupa format kaset.

Untitled-2Sekarang kan lagi mulai nih musik dan visual semakin dipadukan seperti live painting dengan musik dan lain2nya? Menurut kamu gimana?

Abi: Sebenarnya audio dan visual sambil berdampingan.

Ratta: Masih dalam satu lingkup karena musik sebagai salah satu bentuk seni. Kalau dibanding dulu lebih kaku kali ya kalau sekarang semakin berbaur, melebur dan mencair. Makin kesini semakin kebuka kemungkinan-kemungkinan baru. Seperti Studiorama, kalau mereka membuat acara atau gigs visualnya engga nanggung-nanggung. Ruang rupa juga hingga sekarang rajin terus memadukan seni dengan musik disetiap acara yang mereka adakan.

Soundcloud

MTRPHN

Tergerak dengan hal-hal baru ataupun lama sembari mencoba untuk cari tau dan menyimpan hal-hal yang bisa saja terlupakan adalah apa yang memotifasi dirinya untuk menerjang tembok keterbatasan.

Artikel-artikel terkait