Jodi Setiawan (Vokal/Gitaris), Cinta Rimandya Marezi (Vokal/Bass), dan Paramitha Citta Prabaswara (Vokal/Keyboardis) memberikan kejutan lewat Peonies, terutama di pertengahan tahun 2016 dengan rilis full length album berjudul “Landscape”. Videoklip berjudul ‘Whispering (All The Colours)’ salah satu single dari “Landscape” pun sudah ditayangkan lewat kanal Nanaba Records beberapa hari sebelum rilis album perdana mereka.

Dengan benang merah pop, Peonies membuat kita berdansa rensah tak kenal waktu dan merayakan keindahan tanpa harus mengorbankan semuanya. Band seperti The Chameleons, Porches, Day Wave, Dear Tracks, dan FPRF kerap menemani lagu mereka dengan lintas lalu lewat Post Punk dan Jangle Pop dijalur yang tepat. Dapat kesempatan bertemu mereka saat sebelum latihan di studio Odesa di Jakarta, yuk mari simak perbincangan GOOGS bersama mereka sembari menelusuri cerita berdirinya Peonies hingga  proses kreatifitas album “Landscape”.

Halo guys! Jadi gimana nih ceritanya terbentuk band Peonies?

Jodi: Saya dulu kan suka bikin musik sendiri sembari nge-jam, terus Herald dari Band L’AlphaAlpha menyarankan untuk dijadikan karya musik. Kita akhirnya bersepakat untuk bikin band namanya Jodi And The Morning Glory Parade dimana semua personil teman sekampus di ITB, Bandung. Ada Citta, Herald Reynaldo(L’AlphaAlpha), Sahid Maulana dan Tercitra Winitya/Ciwi (L’AlphaAlpha). Tapi akhirnya vakum di tahun 2010 terutama pas lulus kuliah.

Citta : Iya karena kita tidak disatu kota lagi. Ada juga yang di Jakarta begitu juga di Bandung.

Jodi: Saya balik ke Jakarta dan Citta melanjutkan S2. Nah titik baliknya sewaktu Citta balik ke Jakarta lagi. Kita reunian  pas nonton acara musik bareng dan kebetulan bareng sama Cinta juga. Waktu itu nonton band ‘Ora Iso‘. Di acara musik itulah Saya sama Citta pingin nge-band lagi. Berhubung karena berdua doang kurang seru akhirnya kita ajak Cinta.

Kan Peonies bertiga sebagai gitaris, keyboardis dan bassis. Berarti yang main drum siapa?

A video posted by Peonies (@wearepeonies) on

Jodi : Sebenarnya kita tidak bisa menemukan pemain drum yang tepat untuk band ini diawalnya. Dan ternyata menggunakan sequencer menyenangkan. Kita jadi punya banyak pilihan. Untuk saat ini kita dibantu additional abadi kita yaitu Yopi dari Band LightCraft. Proses rekaman album “Landscape” pun dibantu olehnya dengan nge-take 10 lagu dalam waktu 2 shift rekaman.

Band nama kalian catchy banget. Apa artinya?

Jodi : Nama Peonies tersendiri diambil dari nama bunga Peonie. Kami pingin cari satu kata yang pas dan tidak mau muluk-muluk. Itu aja sih.

Citta : Satu kata tapi manis.

Bagimana proses penggarapan lagu-lagu  dan rekaman  album perdana kalian “Landscape”?

Citta : Untuk proses penggarapan lagu-lagu di Peonies sebenarnya sudah berawal dari tahun peonies-basslalu,semenjak Peonies kebentuk. Waktu itu juga bisa kejar 5 lagu diawal karena Jodi tiba-tiba dapat acara musik.

Jodi: Waktu itu kita punya 5 lagu tapi masih berupa gambaran, masih sekedar durasi semenit sampai dua menit. Ada juga lagu yang pernah dibuat pada tahun 2009, “Whispering(All the colours)”. Akhirnya digarap di Peonies dan ternyata asik juga.

Citta : Seiring waktu lagu-lagu yang dibuat jadi bertambah dan kita pengen rilis album; “Bikin album EP atau full length album?”. Dari situ sepakat langsung bikin full length album. Semua lagu yang kita kumpulkan dijadikan materi buat album “Landscape”.

Jodi : Untuk proses rekaman album kita jalanin di awal tahun ini di ALS studio daerah Rempoa, Ciputat. Dan emang contour-nya pas banget. Wendy Arintyo sang recording engineering membimbing  dan memberi input proses rekaman “Landscape”. Disatu sisi kita jadi belajar banyak teknik rekaman seperti kegunaan compressor sampai senar drum bisa diakalin supaya tidak terlalu nyaring bunyinya.

Citta : Tidak cuma sekedar input recording. Selain itu kita disarankan kalau mau  live perform memakai alat apa aja..Akhirnya kita beli-beli deh sampai bangkrut *tertawa.

Untuk penamaan judul album perdana kalian mengapa berjudul “Landscape”?

Jodi : Inspirasi untuk judul album datang dari sewaktu kuliah seni rupa di ITB oleh sang guru besar, Prof.Dr.H. Nang Primadi Tabrani, penemu teori ‘Ruang Waktu Datar’. Beliau melakukan riset dimana gambar anak-anak kecil kerap mengabaikan dimensi ruang dan merujuk ke dimensi waktu. Seperti contoh: disatu kertas  ada sungai, gunung, sawah dan lain-lain.

Untuk album ini kurang lebih kita mengambil landasan teori tersebut, dengan bercerita tanpa memberi batasan ruang melalui kreasi yang kita punya. Kita tidak pingin ada yang ditutup-tutupin jadi kita kasih apa adanya. Karena memang keragaman dan influence kita setiap personil memang beda,  maka disatukan aja dan dipaparkan sejujurnya kepada pendengar.

Untuk cover album kalian di “Landscape”. Apakah itu buatan kalian?

Citta : Untuk Cover Photo dibuat oleh Jodi dan layout dikerjakan oleh Prisillia Melissa. Kalau objek difoto  adalah keramik yang dibuat oleh senior kita seniman keramik di ITB.

 

Jodi : Namanya Sekar Puti/Deraumade.

Selamat ya dengan rilis videoklip perdana kalian!! Bagaimana konsep dan proses pembuatan videoklipnya?

Citta : Untuk videoklip dibuat oleh Lana Syahbani dan Fahman Fauzi. Proses gambar dibuat oleh Lana sedangkan untuk motion graphic dikerjakan oleh Fahman Fauzi.

Jodi : Kita jujur tidak memberi batasan mau konsep apa ke Lana. Dan jadinya malah luar biasa banget.

Citta : Tadinya kita minta video lirik dan se-simple mungkin. Tapi jadinya komplit gitu.

Jodi : Iya jadi videoklip beneran! *tertawa

Citta : Iya tidak sesuai..justru diluar ekspetasi. Jadinya bagus banget.

Apa nih rencana kedepan untuk Peonies?

Jodi : Peonies akan mengadakan tour  untuk promosi album perdana.

Kontak

Facebook : wearepeonies

Soundcloud : @wearepeonies

Instagram : @wearepeonies


MTRPHN

Tergerak dengan hal-hal baru ataupun lama sembari mencoba untuk cari tau dan menyimpan hal-hal yang bisa saja terlupakan adalah apa yang memotifasi dirinya untuk menerjang tembok keterbatasan.

Artikel-artikel terkait