PIJAR adalah band berasal dari Medan yang terdiri dari  Jakjek (Vokal), Ican (Gitar), Lizam (Bass) dan Aul (Drum). Bermula sejak tahun 2013, mereka yang masing-masing punya band sebelumnya, tergabung di PIJAR untuk berkarya musik yang lebih mudah dicerna untuk khalayak umum. Dalam jeda  setahun mereka rilis album “Sound Of Youth” dalam format EP. Akhirnya mereka memutuskan untuk hijrah ke Ibukota Jakarta dan rilis album EP berjudul “Selatan” pada tahun 2015. Dan pada tahun 2016, PIJAR semakin serius dengan rilis Full Album berjudul “Exposure”. Namun seiring berjalan hijrah ke ibukota, Lizam mengharuskan dirinya untuk kembali ke Medan.

PIJAR pun telah melalang buana namanya di skena musik Indonesia. Berangkat dari EXPOSURE tour Jawa – Bali pada tahun 2016, semuanya berakhir dengan manis. Kesempatan itu disambut oleh ORCA MUSIC dengan melakukan perjanjian kontrak untuk karya-karya anyar mereka selanjutnya.

Di tahun 2017, PIJAR merilis single terbarunya dalam format videoklip lirik yang berjudul “Tropis”. Dan tidak lama sekitar awal bulan Agustus 2017, PIJAR rilis album EP terbaru berjudul ‘Ekstase’. Kelima lagu yang disuguhkan menyajikan nuansa yang berbeda-beda dengan hook yang catchy dan easy listening. EP ‘Ekstase’ ini senantiasa membuat keinginan bagi yang mendengar untuk terus menyetel ulang kembali secara terus menerus. PIJAR sebagai pemilik lagu mempercayakan Randy Danishta (Nidji) dan Nara Anindyaguna (Mjolnir), pemilik STEVESMITH music production sebagai produser Album ‘Ekstase’ EP.

GOOGS dapat kesempatan untuk hadir disalah satu basecamp Orca Music dan bersama Jakjek, Ican, dan Aul berbicara tentang proses kreatifitas album ‘Ekstase’ EP. Yuk mari kita simak wawancara bersama PIJAR.

Selamat atas rilisan album EP terbaru  kalian berjudul ‘Ekstase’. Apa arti dari  kata ‘Ekstase’? 

Jakjek : Kita mencoba mencari kata dari Bahasa Indonesia yang singkat, padat, dan jelas dalam menggambarkan album ini dan akhirnya menemukan kata ‘Ekstase’.

Jakjek : ‘Ekstase’ itu sendiri artinya kesenanganKata ‘Ekstase’ itu sendiri ejaannya benar-benar Ekstase. Bukan kata yang sekedar kita buat-buat.

Ican : Kita ambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Kenapa tidak rilis langsung Full Album seperti “Exposure” tetapi EP terlebih dahulu?

Jakjek : EP ‘Ekstase’ sebenarnya kita anggap sebagai jembatan dan tester dari Pijar untuk pendengar. Kita sebagai entertainer harus tau para pendengar suka lagu-lagu yang seperti apa. Dengan rilis album ini, kita bisa membaca pendengar dan bisa menentukan akan kemana dalam melangkah berikutnya.

Kenapa kalian bisa menempatkan EP ‘Ekstase’ sebagai percobaan dan jembatan untuk para pendengar? Apakah album ini berbeda dengan rilisan-rilisan kalian sebelumnya?

Jakjek : Kita mencoba untuk menyadarkan pandangan para pendengar bahwa Pijar bukan sebatas musik di era tahun 2000-an seperti Franz Ferdinand, Two Doors Cinema Club.

Aul : Bloc Party dan lain-lainnya.

Jakjek : Karena pandangan seperti itu hanya sebagian kecil menggambarkan Pijar.

Jakjek : Kita juga memberi genre Pijar itu ‘Pop’. Pop itu sendiri pengertiannya luas dan  Pijar ingin berjalan disekelilingnya. Makanya kita tunjukan melalui album ini dengan memberikan 5 lagu yang berbeda-beda.

Aul : Masih ada sound dan karakteristik yang akan menandakan kalau kelima lagu tersebut adalah Pijar.

Ican : Secara tidak sadar kita bertiga semakin berkembang. Dan perkembangan itu harus pelan-pelan diberitahukan ke orang-orang supaya tidak terkejut atau kaget dengan transformasi Pijar.

Baca-baca dari press rilis; Kalian bekerja sama dan diproduseri oleh Randy Danistha (Nidji) dan Nara Anindyaguna (Mjolnir) di STEVESMITH Music Production. Bagaimana hal itu bisa terwujud?Dan bagaimana pengalamannya?

Jakjek : Jadi, Manager kita dari label menawarkan beberapa produser dan salah satunya ada Randy Danistha. Materi-materi dan demo yang kita kirim mendapat respon positif dari Randy Danistha. Pijar kemudian diundang ke STEVESMITH Music Production, di daerah Cinere.

Jakjek : Setelah diskusi dan berbicara tentang minat akan musik begitu juga sound, ternyata nyambung.

Ican :  Dan cocok.

A post shared by PIJAR (@pijarmusic) on

Jakjek : Produksi rekaman pun langsung berlanjut dengan diberikan timeline. Semua produksi musik dikerjakan di STEVESMITH kecuali Aul harus rekaman live drum di BackBeat Studio,  daerah Cipete. Hal ini dilakukan karena Aul perlu sound drum dari nuansa tahun 70-an yang nge-funk.

Aul : Anggie Anggoro Operator-nya.

Aul : Proses rekamannya untuk semua kurang lebih sebulan. Waktu itu, kita garap musik ‘Ekstase’ menjelang bulan puasa. Pokoknya seminggu sebelum lebaran harus kelar karena Pijar mudik ke Medan.

Ican : Cepat proses rekamannya dan lancar.

Jakjek : Mungkin karena kita sebagai musisi dengan Randy Danistha sebagai produser, sama-sama suka, sepaham dan memiliki semangat yang sama dalam menggarap album ‘Ekstase’ EP ini. Semuanya jadi lebih mudah.

Apakah isian keyboard ‘Ekstase’ EP direkam oleh Randy Danistha?

Jakjek : Iya. Semua isian keyboard direkam oleh Randy Danistha.

Apakah Randy Danistha take keyboard setelah kalian rampung materinya atau sebaliknya?

Ican :  Kita siapkan materi dalam bentuk guide terlebih dahulu.

Jakjek : Kita selesaikan lagu dengan buat guide ataupun demo disini(baca:basecamp) setelah itu dikirim ke Randy Danistha untuk penilaian. Berikutnya, proses penggarapan proses rekaman keyboard dikerjakan berlangsungan.

Berarti kalau live perform apakah bagian keyboard dimainkan oleh Randy Danistha juga?

Aul : Tidak setiap panggung Pijar menggunakan keyboard tetapi kita pernah feat sama Nara Anindyaguna, adiknya. Kalau bersama Randy Danistha kita belum pernah featuring. Mungkin suatu saat nanti.

Kalau proses pembuatan divisi cover art ‘Ekstase’ EP digarap sama siapa?

A post shared by PIJAR (@pijarmusic) on

Ican & Aul : Jakjek.

Jakjek : Sejauh ini Ican dan Aul mempercayakan hal desain ke saya.

Aul : Ada beberapa artis gambar yang menawarkan tetapi kita tidak mengambil kesempatan itu. Dan kita masih percaya sama Jakjek.

Jakjek : Mungkin beda cerita kalau seniman tersebut sudah mengenal, mengikuti dan paham dengan Pijar dari dulu.

Bagaimana respon album kalian setelah ‘Ekstase’ EP rilis?

Jakjek : Saya ceritakan dengan istilah kalau pasarnya Jakarta itu ada 5 orang. Dulu mungkin hanya satu orang saja yang suka Pijar, kalau sekarang ada dua orang yang jadi ikut suka pijar, sedangkan dua orang lainnya masih sekedar dengar saja. Saya kebanyakan ketemu sama orang-orang yang pengamat musik atau istilahnya mereka seperti google berjalan; pandangan mereka positif terhadap ‘Ekstase’ EP.

Membahas statement kalian sebelumnya tentang percobaan dan jembatan kepada pendengar; Di kanal Youtube videoklip lirik ‘Tropis’ ada beberapa komen penyamaan musik Pijar sekarang seperti Last Dinosaur, Vampire Weekend, Foals, Tame Impala, bahkan Summerlane band. Bagaimana respon kalian akan hal itu?

Jakjek : Mungkin karena ada internet membuat pendengar menjadi semakin canggih.

Ican : Jadi lebih sensitif.

Jakjek : Kalau membahas musik setiap eranya pasti ada kemiripan baik setiap dekade-nya. Sebenarnya tidak apa-apa dalam berkarya itu ada masalah ‘kemiripan’ tetapi pendengar harus bisa merasakan pembuat karya bukan berkarya supaya disamakan melainkan berkarya supaya membuat soundtrack hidup mereka menjadi lebih menarik.

Ican : Sembari menemani keseharian mereka.

Jakjek : Seperti contoh waktu itu saya mendengar Rich Chigga. Dengan melihat dan mendengar beberapa videoklip Rich Chigga saya tidak berniat untuk komentar. Saya mendengar musisi rapper dan hip-hop asal Indonesia yang mendunia. Dan diluar dia populer, Rich Chigga punya karya yang bagus dan masuk di salah satu soundtrack hidup saya. Saya sebagai pendengar yang suka, tidak perlu komen Rich Chigga mirip seperti ‘Snoop Dog campur Eminem dan lain-lain’.

Jakjek : Pada akhirnya kita tidak akan mempermasalahkan itu juga sih karena pendengar punya hak untuk bebas berpendapat.

Jakjek :  Seperti contoh di album sebelumnya ‘Exposure’ di videoklip ‘Boogie Night’ ada pendengar komentar bilang lagu tersebut mirip Tame Impala. Atau ada juga yang komen waktu itu di lagu Pijar yang lain, perpaduan antara Gun N Roses dengan Joy Division.

Aul : Ada juga yang komen One Ok Rock.

Apakah kedepannya kalian akan bekerjasama lagi dengan Randy Danistha untuk rilisan berikutnya?

Jakjek : Kita belum tau sih kedepannya akan sama siapa . Yang pasti untuk sekarang Pijar akan fokus terlebih dahulu sama ‘Ekstase’ EP. Kemudian akan menggarap dengan membuat banyak demo sekitar dua puluh lagu sebagai pilihan-pilihan untuk rilisan berikutnya. Sehabis itu apabila Randy Danistha ingin niat bekerja sama lagi, ya kenapa tidak. Karena, ibarat kata udah setengah jalan.

Ican : Iya karena sudah enak gitu.

Jakjek : Tetapi kalau misalkan harus kerjasama dengan produser yang lain, ya tidak apa-apa juga.

Videoklip lirik ‘Tropis’ kalian hadir tidak bertiga tetapi berempat dengan hadirnya sosok mantan bassis, Lizam. Bagaimana ceritanya? Apakah ada hubungan dengan lagu ‘Tropis’ itu sendiri?

Jakjek : Videoklip ‘Tropis’ itu video perpisahan dari kita untuk Lizam. Album ‘Ekstase’ EP ini kan tidak melibatkan Lizam sama sekali, oleh dari itu kita kasih monumen di videoklip ‘Tropis’  untuk Lizam, mengingat dia ada dari awal Pijar terbentuk. Lagu ini menceritakan kita berempat sedang liburan sembari bercerita tentang sejarah Pijar.

Berarti untuk divisi bass diisi oleh Additional kah?

Aul : Iya. Untuk posisi pemain bassis Pijar masih additional.

Videoklip ‘Tropis’ ini kalian yang garap?

Ican : Iya.

Aul : Kita yang bikin juga.

Lokasi videoklip lirik ‘Tropis’ dimana ya?

Jakjek : Ada disana.

Aul : Ada ditempat suatu yang aneh.

Ican : Desa Ninja.

Produksi apa lagi yang akan kalian lakukan setelah rilis videoklip lirik ‘Tropis’ untuk mempromosikan EP ‘Estase’?

Jakjek : Yang pasti kita akan garap ‘Akhir Pekan’ dan menyelesaikan dalam waktu dekat ini. Kalau bisa dalam tahun ini sudah bisa ditayangin. Setelah itu digarap promosinya dan cari moment yang tepat untuk rilis videoklip ‘Akhir Pekan’.


Kontak

Facebook Page: https://www.facebook.com/pijarmusic

Twitter: @pijarmusic

Instagram: @pijarmusic

Contact : 082123028377

Email : Pijartheband@gmail.com


MTRPHN

Tergerak dengan hal-hal baru ataupun lama sembari mencoba untuk cari tau dan menyimpan hal-hal yang bisa saja terlupakan adalah apa yang memotifasi dirinya untuk menerjang tembok keterbatasan.

Artikel-artikel terkait