Hammock atau yang kita kenal sebagai tempat tidur gantung parasut yang biasanya banyak digunakan oleh para traveler dalam perjalanannya memang merupakan suatu inovasi produk yang sangat inovatif. Dalam hal ini bisa di bilang Ticket To The Moon merupakan produsen yang paling utama memproduksi tempat tidur gantung parasut yang sudah banyak memiliki produk-produk yang diminati oleh berbagai kalangan. Tempat tidur gantung ini akan memberikan pengalaman tidur yang berbeda dan membuatnya lebih sederhana ketika sedang bepergian kemanapun.

Hammock buatan Ticket To The Moon ini dibuat dengan sentuhan tangan para pengrajin asli dari Bali. Kualitas kain nilon yang digunakan pun pastinya memiliki kualitas yang sangat tinggi dan harus melewati quality control yang sangat ketat sebelum di lepas ke pasar. Jadi, hanya barang dengan kualitas terbaiknyalah yang akan sampai kepada konsumen.  Dari bahan berkualitas yang digunakan maka membuat lebih tahan lama, elastis, ramah di kulit dan juga anti jamur.

Produk-produk inovasi yang telah dibuat oleh Ticket To The Moon diantaranya adalah Mini Backpack, Parachute Hammcok, Moonchair, Mosquito Net 360 ° , Hammock Tarp, Beach Blanket dan macam lainnya. Semua produk itu unggul dalam kualitas bahan yang pada akhirnya membuat produk Hammock dari Ticket To The Moon ini diminati oleh banyak orang untuk digunakan kegiatan sehari-hari maupun dalam melakukan petualangan atau berlibur. Ada hal yang perlu diketahui dari pembuatan produk ini yang ternyata menggunakan bahan-bahan lokal yang di daur ulang dengan metode yang inovatif. Sebuah komitmen untuk tidak memberikan efek negated kepada lingkungan dan sebisa mungkin memanfaatkan semua bahan limbah menjadi sesuatu yang dipegang teguh oleh Ticket To The Moon.

Dengan kualitas yang sudah terbukti dan tidak diragukan lagi tentu saja tidak lantas menjadikan Ticket to the Moon tidak memperdulikan lingkungan dan juga sosial. Hal itu ditunjukkan oleh Ticket To The Moon dengan mendirikan sebuah yayasan. Yayasan Ticket To The Moon ini resmi didirikan pada tahun 2009. Pusat perhatian dari didirikannya yayasan ini adalah suku Sumba Kodi yang berada di Indonesia Timur.

Yayasan ini bergerak dalam memberikan bantuan dalam bidang kesehatan, pendidikan, pengembangan budaya. Masyarakat pada suku Sumba Kodi juga diberikan fasilitas pendidikan, pembangunan infrastruktur baru, akses air bersih dan penyuluhan pencegahan penyakit malaria.

Ticket To The Moon tidak hanya sebuah bisnis yang mencari keuntungan semata namun juga tetap ingin memberikan suatu kontribusi sosial yang bisa diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Hasil dari sebagian laba yang didapatkan tentu saja sudah menjadi hak untuk orang-orang yang akan diberikan bantuan dalam suatu gerakan sosial ini.

Kebetulan Googs dapat interivew lewat email dengan Jean Denis berlaku sebagai General Director di Ticket to the moon.

Mengapa Ticket to the moon dibuat dan bagaimana itu dimulai?

Perusahaan ini diciptakan pada tahun 1996 oleh Charles-Antoine Descotis melalui petualangan perjalanan melalui India, di mana ia menikmati hidup dan tidur di tempat tidur gantung selama dua tahun. Saat itu ia menggunakan tempat tidur gantung buatan sendiri yang terbuat dari polyester, terutama untuk melindungi diri dari serangga dan kotoran. Ketika ia tiba di Bali, ia menemukan bahan nilon. Dia mengakui potensi bahan seperti itu ringan, tahan lama, elastis, bernapas, anti-jamur dan ramah di kulit sehingga beliau mulai membuat tempat tidur gantung dari ini. Tempat tidur gantung nya awalnya dibuat di rumahnya sendiri, dan akhirnya ia membuka sebuah pabrik kecil di Kerobokan, Bali pada tahun 2004 dengan 20 karyawan. Sejak itu, perusahaan telah terus tumbuh dan tempat tidur gantung yang telah mendapatkan popularitas mencapai petualang dan pemimpi dari seluruh dunia.

Apakah ada makna di balik ‘Ticket tothe moon’?

Ticket to The Moon berasal dari telur dadar yang terkenal dibuat di pulau-pulau Gili (lombok)

Mengapa memilih Hammock sebagai produk utama?

Tempat tidur gantung sangat ideal sebagai alat berwisata; memberikan orang kemungkinan untuk gaya hidup santai sembari menikmati tidur siang atau kapanpun.

Bagaimana yayasan dimulai dan mengapa memilih Kodi, Sumba Barat Daya sebagai tempat pertama untuk memulai?

Yayasan The Ticket To The Moon , lahir setelah tiga tahun pengalaman lapangan: sejak 2006, proyek bantuan telah dimulai oleh wisatawan Eropa dan Indonesia di Mandorak County, di bagian barat pulau terpencil Sumba, di Indonesia. Tanpa akses ke air dan listrik, suku Kodi dari Mandorak sedang berjuang untuk bertahan hidup dengan pertanian subsisten dan memancing, pendapatan utamanya mengandalkan  panen tahunan. Peka terhadap situasi endemik ini, para wisatawan telah bekerja sama dengan mitra lokal untuk membantu orang-orang Kodi memperbaiki kondisi hidup mereka, sementara melestarikan budaya leluhur mereka.

Apakah ada tempat selain Sumba Barat Daya bersedia untuk dipertimbangkan untuk Ticket to the moon Foundation?

The Ticket To The Moon yayasan markas terletak di Mandorak, dan sebagian besar tindakan kita dilakukan di desa-desa tetangga. Namun Ticket To The Moon juga mendukung yayasan lain seperti Solemen di Bali.

Ada pesan atau kesan untuk pembaca kami?
Keep your feet off the ground!

Pictures courtesy of Ticket to the moon


Qiqi

Seorang perempuan yang senang menari-nari mengikuti lantunan irama musik di bawah langit bersama seorang pena.

Artikel-artikel terkait